Berikut adalah 200 istilah medis yang wajib diketahui, lengkap dengan penjelasan singkatnya. Istilah-istilah ini sering digunakan dalam dunia kedokteran, baik oleh tenaga medis maupun dalam kehidupan sehari-hari. Memahami istilah ini bisa membantu Anda lebih memahami kondisi kesehatan, hasil pemeriksaan medis, atau instruksi dokter.
1. Anemia
Kondisi di mana jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah dari normal, menyebabkan kelelahan dan kelemahan.
2. Hipertensi
Tekanan darah tinggi yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
3. Hipotensi
Tekanan darah rendah yang dapat menyebabkan pusing, lemas, atau pingsan.
4. Diabetes Mellitus
Gangguan metabolisme yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi akibat kurangnya insulin atau resistensi terhadap insulin.
5. Hemoglobin
Protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.
6. Hipoglikemia
Kondisi di mana kadar gula darah terlalu rendah, menyebabkan pusing, gemetar, dan kebingungan.
7. Hiperglikemia
Kondisi di mana kadar gula darah terlalu tinggi, sering terjadi pada penderita diabetes.
8. Tachycardia
Detak jantung yang lebih cepat dari normal, biasanya lebih dari 100 kali per menit pada orang dewasa.
9. Bradycardia
Detak jantung yang lebih lambat dari normal, biasanya kurang dari 60 kali per menit.
10. Aritmia
Gangguan irama jantung yang menyebabkan jantung berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.
11. Infark Miokard (Serangan Jantung)
Terjadinya penyumbatan pada arteri koroner yang menyebabkan kerusakan pada otot jantung.
12. Stroke
Gangguan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan kelumpuhan, kehilangan kesadaran, atau kematian.
13. Emboli
Penyumbatan pembuluh darah oleh bekuan darah, lemak, udara, atau zat lain yang terbawa oleh aliran darah.
14. Trombosis
Pembentukan bekuan darah dalam pembuluh darah yang bisa menghambat aliran darah.
15. Iskemia
Kondisi ketika suplai darah ke organ atau jaringan tubuh berkurang, menyebabkan kekurangan oksigen.
16. Edema
Pembengkakan akibat penumpukan cairan dalam jaringan tubuh.
17. Sepsis
Infeksi berat yang menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah dan bisa mengancam jiwa.
18. Septikemia
Kondisi infeksi bakteri dalam darah yang bisa menyebabkan sepsis.
19. Pneumonia
Infeksi pada paru-paru yang menyebabkan peradangan dan penumpukan cairan di alveolus.
20. Bronkitis
Peradangan pada saluran bronkus yang menyebabkan batuk berdahak dan sesak napas.
21. Asma
Penyakit kronis yang menyebabkan peradangan dan penyempitan saluran napas, sering kali dipicu oleh alergi atau iritasi.
22. Tuberkulosis (TB)
Infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang biasanya menyerang paru-paru.
23. COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease)
Penyakit paru-paru kronis yang menyebabkan kesulitan bernapas, sering terjadi pada perokok.
24. Sinusitis
Peradangan pada sinus yang menyebabkan hidung tersumbat, nyeri wajah, dan sakit kepala.
25. Hepatitis
Peradangan pada hati yang bisa disebabkan oleh infeksi virus atau konsumsi alkohol berlebihan.
26. Sirosis
Penyakit hati kronis yang ditandai dengan kerusakan jaringan hati dan pembentukan jaringan parut.
27. Hepatomegali
Pembesaran hati akibat berbagai kondisi, seperti infeksi atau penyakit hati kronis.
28. Jaundice (Ikterus)
Kondisi yang ditandai dengan kulit dan mata menguning akibat peningkatan bilirubin dalam darah.
29. Cholelithiasis
Pembentukan batu empedu dalam kantong empedu yang bisa menyebabkan nyeri perut.
30. Pancreatitis
Peradangan pada pankreas yang bisa disebabkan oleh konsumsi alkohol atau batu empedu.
31. Gastritis
Peradangan pada lapisan lambung yang bisa menyebabkan nyeri ulu hati dan mual.
32. Ulkus Peptikum
Luka pada lapisan dalam lambung atau usus akibat infeksi atau konsumsi obat tertentu.
33. GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
Penyakit asam lambung yang naik ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar di dada.
34. Appendicitis
Radang usus buntu yang bisa menyebabkan nyeri perut parah dan memerlukan operasi darurat.
35. Divertikulitis
Peradangan atau infeksi pada divertikula (kantung kecil di usus besar).
36. Kolitis Ulseratif
Penyakit radang usus kronis yang menyebabkan peradangan pada lapisan dalam usus besar.
37. Crohn’s Disease
Penyakit radang usus yang bisa mempengaruhi seluruh bagian saluran pencernaan.
38. Hemoroid
Pembengkakan pembuluh darah di anus yang bisa menyebabkan nyeri dan perdarahan.
39. Hernia
Kondisi di mana organ dalam tubuh menonjol melalui jaringan atau otot yang melemah.
40. Varises
Pembuluh darah yang melebar dan terlihat menonjol, biasanya terjadi di kaki.
41. Aneurisma
Pembesaran atau pelebaran abnormal pada pembuluh darah yang bisa berisiko pecah.
42. Osteoporosis
Penyakit yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan rentan terhadap patah tulang.
43. Osteoarthritis
Jenis radang sendi yang terjadi akibat kerusakan tulang rawan di sendi.
44. Rheumatoid Arthritis
Penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan kronis pada sendi.
45. Gout (Asam Urat)
Radang sendi akibat penumpukan kristal asam urat di persendian.
46. Skoliosis
Kondisi di mana tulang belakang melengkung secara tidak normal ke samping.
47. Lordosis
Kelengkungan tulang belakang yang berlebihan ke depan di daerah pinggang.
48. Kifosis
Kondisi di mana tulang belakang melengkung berlebihan ke belakang, menyebabkan punggung bungkuk.
49. Fibromyalgia
Gangguan yang menyebabkan nyeri otot dan kelelahan kronis tanpa penyebab yang jelas.
50. Tendinitis
Peradangan atau iritasi pada tendon akibat cedera atau penggunaan berlebihan.
51. Carpal Tunnel Syndrome
Gangguan saraf di pergelangan tangan yang menyebabkan kesemutan dan nyeri.
52. Neuropati Perifer
Kerusakan saraf yang menyebabkan mati rasa, kesemutan, dan nyeri pada tangan dan kaki.
53. Epilepsi
Gangguan sistem saraf yang ditandai dengan kejang berulang.
54. Stroke Hemoragik
Terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan perdarahan.
55. Stroke Iskemik
Terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah di otak.
56. Alzheimer
Penyakit neurodegeneratif yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif secara progresif.
57. Parkinson
Penyakit degeneratif yang menyebabkan gangguan gerakan, seperti tremor dan kekakuan otot.
58. Multiple Sclerosis (MS)
Penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan gangguan gerakan serta koordinasi.
59. Migraine
Sakit kepala berat yang sering disertai mual, muntah, dan sensitivitas terhadap cahaya.
60. Meningitis
Peradangan pada selaput otak yang bisa disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.
61. Encephalitis
Peradangan pada otak yang bisa menyebabkan demam, kejang, dan gangguan kesadaran.
62. Bell’s Palsy
Kelumpuhan sementara pada satu sisi wajah akibat gangguan saraf wajah.
63. Depresi
Gangguan mental yang ditandai dengan perasaan sedih berkepanjangan dan kehilangan minat terhadap aktivitas.
64. Skizofrenia
Gangguan mental yang menyebabkan penderitanya mengalami delusi, halusinasi, dan gangguan berpikir.
65. Bipolar Disorder
Gangguan suasana hati yang menyebabkan perubahan drastis antara depresi dan mania.
66. Anoreksia Nervosa
Gangguan makan yang ditandai dengan ketakutan berlebihan terhadap kenaikan berat badan dan pembatasan makanan ekstrem.
67. Bulimia Nervosa
Gangguan makan yang ditandai dengan episode makan berlebihan diikuti dengan perilaku kompensasi seperti muntah atau puasa.
68. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)
Gangguan kecemasan yang menyebabkan seseorang memiliki obsesi dan kompulsi yang berulang.
69. PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder)
Gangguan stres pascatrauma yang muncul setelah mengalami kejadian traumatis.
70. Autisme
Gangguan perkembangan saraf yang mempengaruhi interaksi sosial dan komunikasi.
71. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Gangguan yang menyebabkan kesulitan dalam fokus, hiperaktivitas, dan impulsivitas.
72. Infertilitas
Ketidakmampuan pasangan untuk memiliki anak setelah mencoba selama satu tahun tanpa kontrasepsi.
73. Endometriosis
Kondisi di mana jaringan yang mirip dengan lapisan dalam rahim tumbuh di luar rahim, menyebabkan nyeri dan gangguan menstruasi.
74. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)
Gangguan hormonal yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan gangguan ovulasi pada wanita.
75. Prostatitis
Peradangan pada kelenjar prostat yang bisa menyebabkan nyeri dan gangguan buang air kecil pada pria.
76. Kanker Payudara
Penyakit di mana sel-sel abnormal di payudara tumbuh tidak terkendali dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain.
77. Kanker Paru-Paru
Jenis kanker yang sering dikaitkan dengan merokok dan dapat menyebabkan kesulitan bernapas serta batuk berdarah.
78. Kanker Serviks
Kanker yang terjadi pada leher rahim, sering kali disebabkan oleh infeksi HPV (Human Papillomavirus).
79. Kanker Prostat
Jenis kanker yang menyerang kelenjar prostat pada pria dan bisa menyebabkan gangguan buang air kecil.
80. Leukemia
Kanker darah yang ditandai dengan produksi sel darah putih abnormal secara berlebihan.
81. Limfoma
Kanker yang menyerang sistem limfatik, termasuk kelenjar getah bening dan sumsum tulang.
82. Melanoma
Jenis kanker kulit yang paling agresif, sering berkembang dari tahi lalat yang berubah bentuk atau warna.
83. Sarkoma
Kanker yang berkembang di jaringan ikat seperti tulang, otot, atau lemak.
84. Tumor Jinak
Pertumbuhan jaringan abnormal yang tidak menyebar ke bagian tubuh lain dan biasanya tidak berbahaya.
85. Tumor Ganas
Tumor yang bersifat kanker dan dapat menyebar serta merusak jaringan sehat di sekitarnya.
86. Metastasis
Proses di mana sel kanker menyebar dari tempat asalnya ke bagian tubuh lain melalui darah atau limfa.
87. Biopsi
Prosedur medis untuk mengambil sampel jaringan guna mendeteksi adanya penyakit seperti kanker.
88. Kemoterapi
Pengobatan kanker dengan menggunakan obat-obatan yang membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya.
89. Radioterapi
Terapi kanker yang menggunakan radiasi untuk menghancurkan sel kanker atau menghambat pertumbuhannya.
90. Imunoterapi
Pengobatan kanker yang membantu sistem kekebalan tubuh mengenali dan melawan sel kanker.
91. Transplantasi Sumsum Tulang
Prosedur medis untuk mengganti sumsum tulang yang rusak dengan sumsum tulang sehat dari donor.
92. Dialisis
Proses medis untuk menyaring limbah dan cairan berlebih dari darah pada penderita gagal ginjal.
93. Hemodialisis
Jenis dialisis yang menggunakan mesin untuk menyaring darah di luar tubuh.
94. Peritoneal Dialisis
Dialisis yang menggunakan lapisan peritoneum di dalam perut sebagai filter alami untuk menyaring limbah dalam tubuh.
95. Gagal Ginjal Akut
Kondisi ketika ginjal tiba-tiba kehilangan kemampuan untuk menyaring limbah dari darah.
96. Gagal Ginjal Kronis
Penyakit ginjal jangka panjang yang menyebabkan penurunan fungsi ginjal secara bertahap.
97. Nefritis
Peradangan pada ginjal yang bisa menyebabkan gangguan fungsi ginjal.
98. Batu Ginjal
Endapan mineral keras yang terbentuk di ginjal dan dapat menyebabkan nyeri hebat saat keluar melalui saluran kemih.
99. Uretritis
Peradangan pada uretra yang sering disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.
100. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi pada saluran kemih yang bisa menyebabkan nyeri saat buang air kecil dan sering ingin buang air kecil.
101. Sistitis
Peradangan pada kandung kemih, sering kali akibat infeksi bakteri.
102. Pielonefritis
Infeksi pada ginjal yang bisa menyebabkan demam, nyeri pinggang, dan muntah.
103. Katarak
Kondisi di mana lensa mata menjadi keruh, menyebabkan gangguan penglihatan.
104. Glaukoma
Penyakit mata yang disebabkan oleh peningkatan tekanan dalam mata, bisa menyebabkan kebutaan.
105. Retinopati Diabetik
Kerusakan pembuluh darah di retina akibat diabetes yang bisa menyebabkan kebutaan.
106. Degenerasi Makula
Gangguan mata yang menyebabkan hilangnya penglihatan sentral akibat penuaan.
107. Strabismus
Gangguan di mana mata tidak sejajar atau tidak bisa fokus pada satu titik yang sama.
108. Konjungtivitis
Peradangan pada konjungtiva mata yang menyebabkan mata merah dan berair, sering disebut “mata merah”.
109. Astigmatisme
Kelainan pada bentuk kornea atau lensa mata yang menyebabkan penglihatan kabur.
110. Miopia
Gangguan penglihatan di mana seseorang kesulitan melihat objek yang jauh (rabun jauh).
111. Hipermetropi
Gangguan penglihatan di mana seseorang kesulitan melihat objek yang dekat (rabun dekat).
112. Presbiopia
Penurunan kemampuan mata untuk fokus pada objek dekat akibat penuaan.
113. Hemofilia
Gangguan pembekuan darah yang menyebabkan perdarahan berkepanjangan.
114. Thalassemia
Gangguan darah genetik yang menyebabkan produksi hemoglobin abnormal dan anemia.
115. Anemia Aplastik
Kondisi langka di mana sumsum tulang tidak dapat memproduksi cukup sel darah.
116. Leukositosis
Kondisi di mana jumlah sel darah putih dalam darah lebih tinggi dari normal.
117. Leukopenia
Kondisi di mana jumlah sel darah putih dalam darah lebih rendah dari normal, meningkatkan risiko infeksi.
118. Trombositopenia
Kondisi di mana jumlah trombosit dalam darah terlalu rendah, meningkatkan risiko perdarahan.
119. Hematoma
Penggumpalan darah di luar pembuluh darah akibat cedera.
120. Hipotermia
Kondisi di mana suhu tubuh turun di bawah batas normal, bisa berakibat fatal jika tidak ditangani.
121. Hipertermia
Kondisi di mana suhu tubuh meningkat secara berlebihan, sering terjadi akibat paparan panas ekstrem.
122. Dehidrasi
Kekurangan cairan dalam tubuh yang bisa menyebabkan lemas, pusing, dan gangguan fungsi organ.
123. Elektrolit
Mineral dalam tubuh yang penting untuk fungsi sel, seperti natrium, kalium, dan kalsium.
124. Hiperkalemia
Kondisi di mana kadar kalium dalam darah terlalu tinggi, bisa menyebabkan gangguan jantung.
125. Hipokalemia
Kondisi di mana kadar kalium dalam darah terlalu rendah, bisa menyebabkan kelemahan otot dan aritmia jantung.
126. Hiponatremia
Kondisi di mana kadar natrium dalam darah terlalu rendah, bisa menyebabkan pembengkakan otak.
127. Hipernatremia
Kondisi di mana kadar natrium dalam darah terlalu tinggi, bisa menyebabkan dehidrasi sel.
128. Malnutrisi
Kekurangan gizi yang bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan dan fungsi tubuh.
129. Obesitas
Kondisi di mana seseorang memiliki berat badan berlebih akibat penumpukan lemak yang berlebihan.
130. Skabies
Infeksi kulit akibat tungau yang menyebabkan gatal parah.
131. Psoriasis
Penyakit kulit autoimun yang menyebabkan munculnya bercak merah bersisik di kulit.
132. Vitiligo
Gangguan pigmentasi yang menyebabkan hilangnya warna kulit dalam bentuk bercak-bercak putih.
133. Eksim (Dermatitis Atopik)
Peradangan kronis pada kulit yang menyebabkan gatal, kemerahan, dan iritasi.
134. Urtikaria (Biduran)
Reaksi alergi yang menyebabkan munculnya ruam merah gatal di kulit.
135. Melasma
Gangguan pigmentasi yang menyebabkan bercak kecokelatan di wajah, sering dipicu oleh paparan sinar matahari.
136. Herpes Simplex
Infeksi virus yang menyebabkan luka lepuh di sekitar mulut atau alat kelamin.
137. Herpes Zoster
Infeksi virus varicella-zoster yang menyebabkan ruam nyeri dan lepuh di satu sisi tubuh.
138. Impetigo
Infeksi kulit yang menyebabkan luka lepuh berisi cairan yang mudah pecah, sering terjadi pada anak-anak.
139. Folikulitis
Peradangan pada folikel rambut yang menyebabkan benjolan merah kecil atau pustula.
140. Tinea (Kurap)
Infeksi jamur pada kulit yang menyebabkan bercak merah bersisik dan gatal.
141. Onikomikosis
Infeksi jamur pada kuku yang menyebabkan kuku menebal dan berubah warna.
142. Keloid
Jaringan parut yang tumbuh berlebihan setelah luka sembuh, sering kali lebih besar dari luka awal.
143. Lupus Eritematosus Sistemik (LES)
Penyakit autoimun yang dapat menyerang berbagai organ tubuh, termasuk kulit, sendi, dan ginjal.
144. SLE (Systemic Lupus Erythematosus)
Istilah lain untuk lupus yang lebih dikenal secara medis.
145. Sjögren’s Syndrome
Penyakit autoimun yang menyerang kelenjar penghasil air mata dan air liur, menyebabkan mata dan mulut kering.
146. Scleroderma
Penyakit autoimun yang menyebabkan pengerasan kulit dan organ dalam.
147. Phenylketonuria (PKU)
Kelainan genetik langka yang menyebabkan gangguan metabolisme protein, bisa menyebabkan keterlambatan perkembangan.
148. Cystic Fibrosis
Penyakit genetik yang menyebabkan produksi lendir kental, terutama di paru-paru dan saluran pencernaan.
149. Tay-Sachs Disease
Gangguan genetik langka yang menyebabkan kerusakan saraf progresif sejak bayi.
150. Down Syndrome
Kelainan genetik akibat kelebihan kromosom 21, menyebabkan keterlambatan perkembangan dan ciri fisik khas.
151. Turner Syndrome
Kelainan genetik yang hanya terjadi pada wanita, ditandai dengan pertumbuhan terhambat dan masalah reproduksi.
152. Klinefelter Syndrome
Kelainan genetik yang hanya terjadi pada pria akibat tambahan kromosom X, sering menyebabkan infertilitas.
153. Hemokromatosis
Gangguan metabolisme besi yang menyebabkan penumpukan zat besi berlebihan di dalam tubuh.
154. Wilson’s Disease
Kelainan genetik yang menyebabkan akumulasi tembaga dalam tubuh, merusak hati dan otak.
155. Galaktosemia
Gangguan metabolisme langka di mana tubuh tidak dapat mencerna galaktosa (gula dalam susu).
156. Acromegaly
Penyakit akibat kelebihan hormon pertumbuhan setelah masa pertumbuhan selesai, menyebabkan pembesaran tangan, kaki, dan wajah.
157. Gigantisme
Kondisi akibat kelebihan hormon pertumbuhan pada anak-anak, menyebabkan pertumbuhan tubuh yang sangat tinggi.
158. Dwarfisme
Kondisi akibat gangguan hormon pertumbuhan yang menyebabkan tubuh pendek secara tidak normal.
159. Hipertiroidisme
Gangguan di mana kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid, menyebabkan peningkatan metabolisme.
160. Hipotiroidisme
Gangguan di mana kelenjar tiroid menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid, menyebabkan penurunan metabolisme.
161. Penyakit Graves
Penyakit autoimun yang menyebabkan hipertiroidisme.
162. Penyakit Hashimoto
Gangguan autoimun yang menyebabkan hipotiroidisme akibat peradangan tiroid kronis.
163. Goiter (Gondok)
Pembesaran kelenjar tiroid yang bisa disebabkan oleh defisiensi yodium atau gangguan hormonal.
164. Penyakit Addison
Gangguan hormon yang menyebabkan kelenjar adrenal tidak cukup menghasilkan kortisol dan aldosteron.
165. Sindrom Cushing
Kondisi akibat kelebihan hormon kortisol dalam tubuh, sering disebabkan oleh penggunaan steroid berlebihan.
166. Pheochromocytoma
Tumor langka pada kelenjar adrenal yang menyebabkan tekanan darah tinggi ekstrem.
167. Diabetes Mellitus Tipe 1
Penyakit autoimun di mana pankreas tidak memproduksi insulin, menyebabkan kadar gula darah tinggi.
168. Diabetes Mellitus Tipe 2
Gangguan metabolisme di mana tubuh tidak merespons insulin dengan baik, menyebabkan gula darah tinggi.
169. Hipoglikemia
Kondisi di mana kadar gula darah terlalu rendah, bisa menyebabkan pingsan dan kejang.
170. Hiperglikemia
Kondisi di mana kadar gula darah terlalu tinggi, sering terjadi pada penderita diabetes.
171. Ketoasidosis Diabetik (KAD)
Komplikasi diabetes yang mengancam jiwa akibat produksi keton berlebihan dalam darah.
172. Retinoblastoma
Kanker mata langka yang biasanya terjadi pada anak-anak.
173. Sindrom Marfan
Gangguan genetik yang mempengaruhi jaringan ikat, sering menyebabkan tubuh tinggi dan sendi longgar.
174. Sindrom Ehlers-Danlos
Kelainan genetik yang menyebabkan kulit sangat elastis dan sendi sangat fleksibel.
175. Progeria
Kelainan genetik langka yang menyebabkan penuaan dini pada anak-anak.
176. Anosmia
Kehilangan kemampuan mencium bau, bisa disebabkan oleh infeksi atau cedera kepala.
177. Ageusia
Kehilangan kemampuan mengecap rasa, sering dikaitkan dengan anosmia.
178. Dyspnea
Kesulitan bernapas yang bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk asma dan gagal jantung.
179. Bradikardia
Denyut jantung yang lebih lambat dari normal, bisa menyebabkan pusing dan pingsan.
180. Takikardia
Denyut jantung yang lebih cepat dari normal, bisa menandakan gangguan jantung.
181. Aritmia
Gangguan irama jantung yang bisa berbahaya jika tidak ditangani.
182. Fibrilasi Atrium
Jenis aritmia yang menyebabkan detak jantung tidak teratur dan berisiko menyebabkan stroke.
183. Pneumothorax
Kondisi di mana udara masuk ke rongga dada dan menyebabkan paru-paru kolaps.
184. Emboli Paru
Penyumbatan pembuluh darah di paru-paru akibat gumpalan darah.
185. Bronkitis Kronis
Peradangan saluran napas yang berlangsung lama, sering terjadi pada perokok.
186. Emfisema
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) yang menyebabkan kerusakan alveolus dan kesulitan bernapas.
187. Asbestosis
Penyakit paru-paru akibat paparan serat asbes dalam jangka waktu lama.
188. Tuberkulosis (TBC)
Infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan bisa menyebar ke organ lain.
189. Pneumonia
Infeksi paru-paru yang menyebabkan peradangan dan penumpukan cairan di alveolus.
190. Efusi Pleura
Penumpukan cairan di antara lapisan pleura yang melapisi paru-paru dan dinding dada.
191. Sindrom Distres Pernapasan Akut (ARDS)
Kondisi serius di mana paru-paru tidak dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk tubuh.
192. Hipoksia
Kondisi di mana jaringan tubuh kekurangan oksigen, bisa berakibat fatal.
193. Hiperkapnia
Kadar karbon dioksida dalam darah yang terlalu tinggi, bisa menyebabkan kegagalan pernapasan.
194. Edema Paru
Penumpukan cairan di paru-paru yang menyebabkan kesulitan bernapas.
195. Fibrosis Paru
Jaringan paru-paru menebal dan menjadi kaku, menyebabkan kesulitan bernapas kronis.
196. Sindrom Apnea Tidur
Gangguan tidur di mana pernapasan berhenti beberapa kali selama tidur, bisa menyebabkan kelelahan kronis.
197. Tromboemboli Vena (TEV)
Penyumbatan pembuluh darah oleh gumpalan darah yang berasal dari vena dalam.
198. Stroke Iskemik
Jenis stroke yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah di otak.
199. Stroke Hemoragik
Jenis stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak.
200. Aneurisma
Pembengkakan pada dinding pembuluh darah yang bisa pecah dan menyebabkan perdarahan serius.