Diagnosis kanker tidak hanya mengandalkan pemeriksaan klinis atau pencitraan, tetapi sangat bergantung pada pemeriksaan histopatologi. Melalui analisis jaringan, dokter dapat memastikan ada tidaknya keganasan dan menentukan jenis kanker secara akurat.
Pengambilan Sampel Jaringan (Biopsi)
Langkah pertama dalam diagnosis melalui histopatologi adalah pengambilan sampel jaringan atau biopsi. Sampel ini diambil dari area tubuh yang dicurigai mengalami kelainan, baik melalui prosedur kecil maupun pembedahan.
Fiksasi Jaringan
Setelah diambil, jaringan segera dimasukkan ke dalam larutan formalin untuk proses fiksasi. Tahap ini bertujuan untuk menghentikan degradasi sel dan mempertahankan struktur jaringan sehingga tetap bisa dianalisis dengan baik.
Pencatatan dan Identifikasi Spesimen
Sampel jaringan diberi label dengan identitas lengkap pasien dan informasi lokasi pengambilan. Ketepatan identifikasi ini sangat penting untuk memastikan bahwa diagnosis yang dibuat tepat sasaran.
Pemrosesan Jaringan
Jaringan kemudian diproses melalui serangkaian tahap dehidrasi, clearing, dan infiltrasi parafin. Proses ini bertujuan mengeraskan jaringan agar dapat dipotong menjadi irisan tipis tanpa merusak strukturnya.
Pembuatan Blok Parafin
Setelah pemrosesan, jaringan dimasukkan ke dalam blok parafin. Blok ini akan menjadi dasar untuk membuat potongan jaringan yang bisa diamati di bawah mikroskop.
Pemotongan Jaringan Menjadi Irisan Tipis
Menggunakan mikrotom, blok parafin dipotong menjadi irisan sangat tipis, biasanya sekitar 3–5 mikrometer. Irisan ini ditempelkan di kaca objek untuk selanjutnya menjalani pewarnaan.
Pewarnaan Jaringan
Irisan jaringan biasanya diwarnai menggunakan pewarna Hematoksilin dan Eosin (H&E). Pewarna ini membantu membedakan bagian-bagian sel, sehingga perubahan struktur atau abnormalitas bisa terlihat lebih jelas.
Pemeriksaan Mikroskopis oleh Patologi Anatomi
Setelah pewarnaan, dokter spesialis patologi anatomi memeriksa jaringan di bawah mikroskop. Mereka mencari tanda-tanda khas kanker, seperti perubahan bentuk sel, pembelahan sel abnormal, atau invasi jaringan.
Analisis Karakteristik Kanker
Selain mendeteksi keberadaan kanker, dokter juga menilai karakteristik tumor, seperti tipe histologis, derajat keganasan (grading), serta sejauh mana kanker telah menyerang jaringan sekitar.
Pemeriksaan Tambahan: Imunohistokimia
Jika diperlukan, dokter melakukan pemeriksaan tambahan seperti imunohistokimia. Teknik ini menggunakan antibodi khusus untuk mendeteksi protein tertentu yang dapat membantu mengidentifikasi subtipe kanker.
Pemeriksaan Molekuler Tambahan
Pada beberapa kasus kanker, pemeriksaan molekuler seperti FISH atau PCR dilakukan untuk mendeteksi kelainan genetik. Ini penting untuk menentukan prognosis dan pilihan terapi yang lebih spesifik.
Penyusunan Laporan Histopatologi
Setelah semua analisis selesai, dokter menyusun laporan lengkap yang mencakup diagnosis, tipe kanker, derajat keganasan, dan rekomendasi untuk langkah selanjutnya dalam penanganan.
Komunikasi dengan Dokter Pengobat
Hasil laporan dikirimkan ke dokter yang merawat pasien, seperti onkolog atau ahli bedah, untuk merancang strategi terapi yang paling tepat, apakah itu pembedahan, kemoterapi, atau radioterapi.
Kesimpulan: Dasar Penting untuk Terapi Kanker yang Tepat
Diagnosis kanker melalui histopatologi adalah proses bertahap yang sangat teliti. Setiap langkah, dari pengambilan sampel hingga penyusunan laporan, memegang peran krusial dalam memastikan pasien mendapatkan terapi yang sesuai dan efektif.
