Banyak orang memiliki kebiasaan membunyikan sendi mereka, terutama jari tangan, leher, dan punggung. Fenomena ini dikenal sebagai joint cracking atau dalam istilah sehari-hari disebut kretek tulang. Sebagian besar orang merasa lega setelah membunyikan sendi, tetapi ada pula yang khawatir bahwa kebiasaan ini bisa berdampak buruk dalam jangka panjang.
Apa yang Terjadi Saat Sendi Berbunyi?
Bunyi “kretek” yang terdengar saat sendi diregangkan sebenarnya berasal dari gelembung gas dalam cairan sinovial yang melumasi sendi. Ketika sendi ditarik atau ditekan, tekanan dalam kapsul sendi berubah, menyebabkan gelembung gas pecah dan menghasilkan suara khas tersebut.
Selain itu, bunyi ini juga bisa terjadi karena pergerakan ligamen atau tendon yang bergeser di sekitar sendi. Jika bunyi terjadi tanpa nyeri atau pembengkakan, umumnya tidak berbahaya. Namun, jika disertai gejala lain, bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan sendi.
Apakah Kretek Tulang Bisa Merusak Sendi?
Banyak mitos yang mengatakan bahwa kebiasaan membunyikan sendi bisa menyebabkan osteoarthritis atau pengapuran sendi. Namun, penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan langsung antara kretek tulang dan peningkatan risiko osteoarthritis.
Meskipun begitu, dalam jangka panjang, kebiasaan ini tetap bisa berdampak negatif jika dilakukan secara berlebihan atau dengan cara yang kasar.
Risiko Kretek Tulang dalam Jangka Panjang
Beberapa efek jangka panjang yang bisa terjadi akibat kebiasaan membunyikan sendi antara lain:
- Pelemahan Ligamen – Jika sendi terus-menerus ditarik dengan paksa, ligamen yang menopang sendi bisa melemah.
- Ketidakstabilan Sendi – Gerakan yang berulang dapat menyebabkan sendi menjadi lebih longgar, meningkatkan risiko cedera.
- Peradangan Sendi – Manipulasi yang berlebihan bisa menyebabkan iritasi pada jaringan lunak di sekitar sendi, yang dapat memicu peradangan.
Kretek Tulang dan Risiko Cedera
Sendi yang sering dibunyikan dengan cara yang kasar atau tidak benar lebih rentan mengalami cedera, seperti dislokasi ringan atau keseleo. Gerakan yang terlalu kuat bisa menyebabkan sendi bergerak di luar jangkauan normalnya, yang berisiko merusak struktur sendi.
Selain itu, pada orang yang memiliki riwayat cedera sendi, kebiasaan membunyikan sendi bisa memperburuk kondisi yang sudah ada, seperti cedera tulang rawan atau ligamen yang melemah.
Efek pada Jari Tangan dan Pergelangan
Membunyikan jari tangan adalah kebiasaan yang sangat umum. Meskipun tidak terbukti menyebabkan osteoarthritis, beberapa studi menunjukkan bahwa orang yang sering membunyikan jari mungkin mengalami sedikit pembesaran sendi jari dibandingkan mereka yang tidak memiliki kebiasaan ini.
Selain itu, beberapa orang melaporkan penurunan kekuatan genggaman setelah bertahun-tahun membunyikan jari secara terus-menerus. Namun, efek ini masih perlu diteliti lebih lanjut untuk memastikan kaitannya dengan kebiasaan kretek tulang.
Kretek Tulang pada Leher dan Punggung
Membunyikan leher dan punggung dengan cara yang salah atau terlalu sering bisa meningkatkan risiko cedera serius. Pada beberapa kasus, tekanan berlebihan pada sendi leher bisa menyebabkan kompresi saraf, yang dapat mengakibatkan nyeri kronis atau bahkan gangguan neurologis.
Jika seseorang merasakan nyeri setelah membunyikan leher atau punggung, ini bisa menjadi tanda adanya masalah yang lebih serius, seperti hernia nukleus pulposus (HNP) atau saraf terjepit.
Pengaruh pada Keseimbangan Postur Tubuh
Kebiasaan membunyikan sendi secara berlebihan juga bisa memengaruhi keseimbangan postur tubuh. Jika dilakukan terus-menerus, bisa terjadi perubahan kecil dalam distribusi tekanan pada sendi, yang dalam jangka panjang bisa menyebabkan ketidakseimbangan otot atau kelainan postur.
Postur yang tidak seimbang dapat meningkatkan risiko nyeri kronis di punggung, bahu, atau lutut, terutama jika sendi sering dipaksa bergerak dengan cara yang tidak alami.
Apakah Terapi Chiropractic Berbahaya?
Terapi chiropractic sering dikaitkan dengan bunyi kretek tulang karena melibatkan manipulasi sendi untuk meningkatkan mobilitas dan mengurangi nyeri. Jika dilakukan oleh praktisi yang terlatih, terapi ini umumnya aman dan bisa membantu mengurangi tekanan pada sendi.
Namun, jika dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman atau dengan teknik yang salah, ada risiko cedera seperti robekan ligamen, dislokasi sendi, atau bahkan cedera saraf.
Bagaimana Cara Mengurangi Kebiasaan Kretek Tulang?
Jika seseorang ingin mengurangi kebiasaan membunyikan sendi, ada beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Melakukan Peregangan Ringan – Peregangan yang benar dapat membantu mengurangi ketegangan sendi tanpa perlu membunyikannya.
- Meningkatkan Kekuatan Otot – Latihan kekuatan bisa membantu menopang sendi dengan lebih baik, sehingga mengurangi kebutuhan untuk membunyikan sendi.
- Menjaga Hidrasi – Cairan sinovial dalam sendi memerlukan hidrasi yang cukup agar tetap berfungsi optimal.
- Menghindari Posisi yang Memberikan Tekanan Berlebih pada Sendi – Misalnya, duduk dalam posisi yang tidak nyaman dalam waktu lama dapat menyebabkan ketegangan sendi.
Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?
Jika seseorang mengalami bunyi kretek yang disertai dengan gejala berikut, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter:
- Nyeri atau pembengkakan pada sendi
- Sendi terasa tidak stabil atau sering bergeser
- Keterbatasan gerakan pada sendi tertentu
- Mati rasa atau kesemutan setelah membunyikan sendi
Gejala-gejala tersebut bisa menjadi tanda adanya masalah pada ligamen, tulang rawan, atau struktur sendi lainnya, yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Kesimpulan
Kretek tulang adalah fenomena yang umum terjadi dan umumnya tidak berbahaya jika tidak disertai rasa sakit atau pembengkakan. Namun, jika dilakukan terlalu sering atau dengan cara yang salah, kebiasaan ini bisa menimbulkan efek jangka panjang seperti pelemahan ligamen, ketidakstabilan sendi, dan peningkatan risiko cedera.
Untuk menjaga kesehatan sendi, sebaiknya fokus pada peregangan, latihan kekuatan, dan postur tubuh yang baik daripada membunyikan sendi secara berlebihan. Jika mengalami nyeri atau gejala yang mengkhawatirkan, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter atau spesialis ortopedi.