Proses pemeriksaan biopsi dimulai dari pengambilan sampel jaringan dari tubuh pasien. Biopsi dapat dilakukan dengan berbagai teknik, seperti biopsi jarum halus, biopsi inti, atau eksisi bedah, tergantung lokasi dan jenis jaringan yang dicurigai bermasalah.
Pengiriman Sampel ke Laboratorium Patologi Anatomi
Setelah diambil, sampel biopsi segera dimasukkan ke dalam cairan pengawet khusus, biasanya formalin, untuk menjaga struktur jaringan tetap utuh. Sampel ini kemudian dikirim ke laboratorium patologi anatomi untuk dianalisis lebih lanjut.
Pencatatan dan Identifikasi Spesimen
Setibanya di laboratorium, spesimen biopsi diberi label identitas pasien secara rinci. Pencatatan ini penting untuk menghindari kesalahan identifikasi dan memastikan bahwa setiap hasil pemeriksaan sesuai dengan pasien yang bersangkutan.
Proses Fiksasi Jaringan
Langkah pertama dalam laboratorium adalah fiksasi jaringan, yaitu merendam jaringan dalam larutan formalin selama beberapa jam hingga hari. Proses ini menghentikan aktivitas biologis pada jaringan, mempertahankan struktur aslinya.
Pemotongan Jaringan (Grossing)
Setelah fiksasi, dokter atau teknisi patologi akan melakukan grossing, yaitu memotong sampel jaringan menjadi potongan kecil. Potongan ini dipilih dengan cermat untuk mendapatkan area yang paling representatif dari kelainan yang dicurigai.
Pembuatan Blok Parafin
Potongan kecil jaringan kemudian diproses melalui serangkaian rendaman bahan kimia untuk menghilangkan air, sebelum akhirnya dimasukkan ke dalam blok lilin parafin. Blok ini memudahkan pemotongan jaringan menjadi irisan tipis.
Pemotongan Jaringan Menjadi Irisan Tipis
Menggunakan alat yang disebut mikrotom, jaringan dalam blok parafin dipotong sangat tipis, biasanya setebal 3–5 mikrometer. Irisan ini kemudian ditempelkan ke kaca objek untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Pewarnaan dengan Teknik Histologi
Jaringan yang telah ditempelkan pada kaca objek biasanya diwarnai menggunakan pewarna hematoksilin dan eosin (H&E). Pewarnaan ini membantu membedakan struktur sel dan jaringan di bawah mikroskop.
Pemeriksaan Mikroskopis oleh Dokter Sp.PA
Setelah diwarnai, dokter spesialis patologi anatomi mulai memeriksa kaca objek di bawah mikroskop. Mereka mengamati bentuk, ukuran, dan pola susunan sel untuk mendeteksi adanya kelainan seperti kanker, infeksi, atau peradangan.
Analisis Tambahan jika Diperlukan
Dalam beberapa kasus, pemeriksaan lanjutan seperti imunohistokimia atau analisis molekuler diperlukan untuk memastikan diagnosis. Teknik ini membantu mengidentifikasi protein atau perubahan genetik spesifik pada sel.
Penentuan Diagnosis
Berdasarkan hasil pengamatan mikroskopis, dokter Sp.PA menyusun diagnosis. Mereka menilai apakah jaringan normal, mengalami perubahan prakanker, atau sudah berkembang menjadi kanker, serta menentukan jenis dan grade-nya.
Penyusunan Laporan Patologi
Dokter Sp.PA kemudian menyusun laporan patologi yang memuat deskripsi mikroskopis jaringan, diagnosis akhir, serta informasi penting lainnya seperti margin bedah dan keterlibatan kelenjar getah bening jika relevan.
Komunikasi Hasil ke Dokter Pengirim
Setelah laporan selesai, hasil dikirimkan ke dokter pengirim, seperti ahli bedah, onkolog, atau dokter spesialis lain. Laporan ini menjadi dasar penting dalam menentukan langkah pengobatan pasien selanjutnya.
Peran Diskusi Multidisiplin
Dalam kasus tertentu, hasil biopsi akan dibahas dalam forum diskusi medis multidisiplin (tumor board) yang melibatkan berbagai spesialis untuk menentukan pendekatan terbaik dalam terapi pasien.
Kesimpulan: Proses yang Teliti untuk Diagnosis Akurat
Proses pemeriksaan biopsi oleh dokter Sp.PA melibatkan banyak tahapan teknis dan analitis yang rumit. Setiap langkah dilakukan dengan ketelitian tinggi untuk memastikan diagnosis yang akurat dan menunjang pengobatan pasien secara optimal.