200 Jenis Dokter Spesialis dan Penjelasan Singkatnya

200 Bidang Dokter Spesialis dan Penjelasan Singkatnya

Profesi dokter adalah salah satu bidang yang sangat dihormati dalam masyarakat, karena berperan langsung dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Seorang dokter memiliki tanggung jawab besar untuk mendiagnosis, merawat, dan memberikan pengobatan kepada pasien, baik untuk penyakit ringan maupun kondisi medis yang kompleks.

Selain itu, dokter dapat memilih untuk mengkhususkan diri dalam berbagai spesialisasi, seperti kardiologi, bedah, dermatologi, atau neurologi, yang memungkinkan mereka untuk mendalami dan menangani masalah kesehatan secara lebih mendalam di bidang tertentu.

Spesialisasi ini memerlukan pendidikan dan pelatihan tambahan setelah gelar dokter umum, sehingga para dokter spesialis dapat memberikan layanan yang lebih fokus dan efektif sesuai dengan keahlian mereka. Profesi ini membutuhkan dedikasi tinggi, keterampilan medis yang mumpuni, serta komitmen untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran. Berikut adalah 200 bidang dokter spesialis dan penjelasan singkatnya:

1. Spesialisasi Umum

  1. Dokter Umum (Dr.M.D.): Menangani perawatan medis dasar, diagnosis penyakit, serta rujukan ke spesialis.
  2. Spesialis Penyakit Dalam: Mengobati penyakit yang mempengaruhi organ internal seperti jantung, ginjal, dan paru-paru.
  3. Spesialis Bedah (Sp.Bedah): Fokus pada pembedahan untuk mengobati atau memperbaiki kondisi medis.
  4. Spesialis Anestesiologi (Sp.Ana): Menangani pembiusan pada prosedur medis dan bedah.
  5. Spesialis THT-KL (Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala dan Leher): Mengobati gangguan telinga, hidung, tenggorokan, serta kepala dan leher.
  6. Spesialis Oftalmologi (Sp.Oftalmo): Menangani gangguan penglihatan dan penyakit mata.
  7. Spesialis Ginekologi dan Obstetri (Sp.OG): Fokus pada kesehatan reproduksi wanita, termasuk kehamilan dan persalinan.
  8. Spesialis Ortopedi (Sp.Ortopedi): Menangani masalah tulang, sendi, dan otot.
  9. Spesialis Psikiatri (Sp.Psikiatri): Menangani gangguan mental dan emosional, seperti depresi dan kecemasan.
  10. Spesialis Gigi (Sp.KG): Menangani masalah kesehatan gigi dan mulut.

2. Spesialisasi Bedah

  1. Spesialis Bedah Ortopedi: Fokus pada pembedahan pada sistem muskuloskeletal, termasuk tulang dan sendi.
  2. Spesialis Bedah Plastik dan Rekonstruktif: Fokus pada rekonstruksi dan bedah estetika, seperti pemulihan wajah setelah cedera.
  3. Spesialis Bedah Kolorektal: Menangani pembedahan pada usus besar, rektum, dan anus.
  4. Spesialis Bedah Vaskular: Menangani pembedahan pada pembuluh darah, termasuk arteri dan vena.
  5. Spesialis Bedah Kardiovaskular: Menangani pembedahan pada jantung dan pembuluh darah.
  6. Spesialis Bedah Kepala dan Leher: Fokus pada pembedahan pada area kepala dan leher, termasuk tumor dan cedera.
  7. Spesialis Bedah Thoraks: Fokus pada pembedahan organ dada, termasuk paru-paru dan jantung.
  8. Spesialis Bedah Gastrointestinal: Menangani pembedahan pada saluran pencernaan, seperti lambung, usus, dan hati.
  9. Spesialis Bedah Gastroenterologi: Menangani pembedahan terkait gangguan pada saluran pencernaan.
  10. Spesialis Bedah Neurologi: Menangani pembedahan pada otak, tulang belakang, dan sistem saraf pusat.

3. Spesialisasi Penyakit Dalam

  1. Spesialis Kardiologi (Sp.Kardiologi): Menangani gangguan jantung dan pembuluh darah, seperti penyakit jantung koroner.
  2. Spesialis Pulmonologi: Fokus pada penyakit paru-paru, seperti asma, pneumonia, dan tuberkulosis.
  3. Spesialis Gastroenterologi: Menangani gangguan pencernaan, seperti sakit perut, GERD, dan penyakit hati.
  4. Spesialis Endokrinologi: Mengobati gangguan hormon, seperti diabetes dan hipotiroidisme.
  5. Spesialis Nefrologi: Fokus pada penyakit ginjal dan pengobatan dialisis.
  6. Spesialis Reumatologi: Menangani penyakit autoimun dan peradangan, seperti rheumatoid arthritis.
  7. Spesialis Hematologi: Mengobati gangguan darah, seperti anemia dan leukemia.
  8. Spesialis Infeksi Penyakit Menular: Fokus pada penyakit yang dapat menular antar individu, seperti HIV/AIDS dan malaria.
  9. Spesialis Onkologi: Menangani diagnosis dan pengobatan kanker.
  10. Spesialis Geriatri: Fokus pada perawatan medis lansia dan penyakit terkait usia lanjut.

4. Spesialisasi Kesehatan Anak

  1. Spesialis Pediatri: Menangani kesehatan anak dari lahir hingga remaja.
  2. Spesialis Pediatri Jantung: Fokus pada masalah jantung pada anak-anak.
  3. Spesialis Pediatri Pulmonologi: Menangani penyakit paru-paru pada anak, seperti asma.
  4. Spesialis Pediatri Gastroenterologi: Mengobati gangguan pencernaan pada anak-anak.
  5. Spesialis Pediatri Endokrinologi: Fokus pada gangguan hormon pada anak-anak.
  6. Spesialis Pediatri Neurologi: Menangani gangguan saraf pada anak-anak, seperti epilepsi.
  7. Spesialis Pediatri Hematologi: Fokus pada gangguan darah pada anak-anak, seperti anemia dan leukemia.
  8. Spesialis Pediatri Infeksi: Menangani penyakit infeksi pada anak-anak, seperti diare dan infeksi saluran pernapasan.
  9. Spesialis Pediatri Reumatologi: Menangani penyakit autoimun pada anak-anak.
  10. Spesialis Neonatologi: Fokus pada perawatan bayi baru lahir, terutama yang prematur atau sakit.

5. Spesialisasi Kesehatan Wanita

  1. Spesialis Obstetri: Fokus pada kehamilan, persalinan, dan perawatan ibu hamil.
  2. Spesialis Ginekologi: Menangani masalah kesehatan wanita, seperti siklus menstruasi, endometriosis, dan kanker ginekologi.
  3. Spesialis Fertilitas: Menangani masalah kesuburan pada pria dan wanita.
  4. Spesialis Menopause: Fokus pada masalah kesehatan wanita selama periode menopause.
  5. Spesialis Onkologi Ginekologi: Menangani kanker yang mempengaruhi sistem reproduksi wanita.
  6. Spesialis Uroginekologi: Fokus pada masalah kandung kemih dan saluran kemih pada wanita.
  7. Spesialis Reproduksi Endokrinologi: Menangani gangguan hormonal yang mempengaruhi sistem reproduksi wanita.
  8. Spesialis Kesehatan Payudara: Menangani masalah kesehatan payudara, termasuk kanker payudara dan benjolan.
  9. Spesialis Estetika Ginekologi: Menangani prosedur estetika terkait dengan organ intim wanita.
  10. Spesialis Obstetri dan Ginekologi Bedah: Menangani prosedur bedah pada organ reproduksi wanita.

6. Spesialisasi Kesehatan Mental

  1. Spesialis Psikiatri: Fokus pada gangguan mental, seperti depresi dan kecemasan.
  2. Spesialis Psikologi Klinis: Menangani gangguan mental melalui terapi psikologis.
  3. Spesialis Psikiatri Anak dan Remaja: Fokus pada gangguan mental pada anak-anak dan remaja.
  4. Spesialis Psikiatri Forensik: Menangani masalah kesehatan mental dalam konteks hukum dan kriminal.
  5. Spesialis Psikoterapi: Menangani gangguan mental dengan terapi berbicara, termasuk terapi kognitif-behavioral.
  6. Spesialis Psikiatri Geriatri: Fokus pada gangguan mental pada lansia, seperti demensia dan gangguan kecemasan.
  7. Spesialis Addiksi (Penyalahgunaan Zat): Menangani kecanduan alkohol, obat-obatan, atau substansi lainnya.
  8. Spesialis Gangguan Tidur: Menangani gangguan tidur seperti insomnia atau sleep apnea.
  9. Spesialis Neuropsikologi: Fokus pada hubungan antara gangguan otak dan perilaku manusia.
  10. Spesialis Klinis Psikologi: Menangani masalah kesehatan mental melalui teknik psikologi klinis.

7. Spesialisasi Kesehatan Gigi

  1. Spesialis Ortodonti: Fokus pada perbaikan susunan gigi dengan kawat gigi.
  2. Spesialis Periodonti: Menangani penyakit gusi dan jaringan penopang gigi.
  3. Spesialis Kedokteran Gigi Restoratif: Fokus pada perbaikan gigi yang rusak atau berlubang.
  4. Spesialis Kedokteran Gigi Estetika: Fokus pada perbaikan estetika gigi, seperti pemutihan dan perbaikan susunan gigi.
  5. Spesialis Bedah Gigi: Menangani prosedur bedah terkait gigi, seperti pencabutan gigi atau implan gigi.
  6. Spesialis Gigi Anak: Fokus pada perawatan gigi anak-anak.
  7. Spesialis Gigi Prostodontik: Fokus pada pembuatan dan pemasangan gigi palsu.
  8. Spesialis Gigi Konservasi: Menangani perawatan untuk mencegah kerusakan gigi lebih lanjut.
  9. Spesialis Endodonti: Fokus pada perawatan saluran akar gigi yang terinfeksi.
  10. Spesialis Bedah Mulut: Menangani prosedur bedah pada mulut, gigi, dan rahang.

8. Spesialisasi Kesehatan Paru

  1. Spesialis Pulmonologi: Menangani gangguan paru-paru dan saluran pernapasan, seperti asma, bronkitis, dan pneumonia.
  2. Spesialis Alergi dan Imunologi: Fokus pada pengobatan alergi dan gangguan sistem kekebalan tubuh.
  3. Spesialis Thoraks: Menangani penyakit yang berkaitan dengan organ dada, termasuk paru-paru dan jantung.
  4. Spesialis Penyakit Paru Interstisial: Fokus pada pengobatan gangguan jaringan paru-paru, termasuk fibrosis paru.
  5. Spesialis Sleep Medicine: Menangani gangguan tidur seperti sleep apnea, insomnia, dan narcolepsy.
  6. Spesialis Pneumologi Intervensi: Fokus pada prosedur medis intervensional untuk penyakit paru, seperti bronkoskopi.
  7. Spesialis Rehabilitasi Paru: Mengelola pemulihan pasien dengan penyakit paru kronis melalui terapi fisik dan latihan pernapasan.
  8. Spesialis Kesehatan Kerja Paru: Menangani penyakit paru yang disebabkan oleh paparan lingkungan kerja.
  9. Spesialis Vaskular Paru: Fokus pada gangguan pembuluh darah dalam paru-paru, termasuk hipertensi paru.
  10. Spesialis Paru Anak: Menangani gangguan paru pada anak-anak, seperti bronchiolitis dan pneumonia.

9. Spesialisasi Penyakit Infeksi

  1. Spesialis Infeksi Penyakit Menular: Menangani infeksi yang ditularkan melalui kontak langsung atau udara, seperti HIV/AIDS dan malaria.
  2. Spesialis Penyakit Tropis: Fokus pada penyakit yang umum di negara tropis, seperti demam berdarah dan malaria.
  3. Spesialis Mikrobiologi Klinik: Mengidentifikasi dan mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit.
  4. Spesialis Infeksi Saluran Kemih: Menangani infeksi pada saluran kemih, seperti cystitis dan pielonefritis.
  5. Spesialis Hepatologi: Fokus pada penyakit hati, seperti hepatitis dan sirosis hati.
  6. Spesialis Parasitologi: Menangani infeksi yang disebabkan oleh parasit, termasuk cacing dan protozoa.
  7. Spesialis Penyakit Menular Seksual (PMS): Fokus pada pengobatan infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual, seperti sifilis dan gonore.
  8. Spesialis Virologi: Fokus pada diagnosis dan pengobatan infeksi yang disebabkan oleh virus, termasuk influenza dan COVID-19.
  9. Spesialis Antimikroba: Fokus pada pengobatan infeksi dengan obat antimikroba, seperti antibiotik.
  10. Spesialis Penyakit Infeksi Nosokomial: Menangani infeksi yang didapatkan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan.

10. Spesialisasi Rehabilitasi

  1. Spesialis Rehabilitasi Medis: Fokus pada pemulihan pasien yang mengalami cedera atau penyakit yang mengganggu kemampuan fisik mereka.
  2. Spesialis Fisioterapi: Menangani perawatan fisik untuk pemulihan cedera atau gangguan otot dan sendi.
  3. Spesialis Terapi Okupasi: Fokus pada terapi untuk membantu pasien mengembalikan kemampuan melakukan kegiatan sehari-hari.
  4. Spesialis Rehabilitasi Kardiovaskular: Fokus pada pemulihan pasien dengan gangguan jantung melalui latihan fisik dan perubahan gaya hidup.
  5. Spesialis Rehabilitasi Neurologi: Mengobati pasien dengan gangguan saraf, seperti stroke atau cedera otak.
  6. Spesialis Rehabilitasi Anak: Menangani pemulihan fisik pada anak-anak dengan cacat fisik atau gangguan perkembangan.
  7. Spesialis Rehabilitasi Trauma: Menangani pemulihan pasien setelah cedera fisik yang berat atau trauma.
  8. Spesialis Terapi Pernafasan: Fokus pada pemulihan pasien dengan gangguan pernapasan, seperti setelah operasi paru.
  9. Spesialis Rehabilitasi Olahraga: Fokus pada pemulihan cedera olahraga dan perawatan atlet.
  10. Spesialis Terapi Komunitas: Menangani pemulihan individu dalam konteks lingkungan komunitas.

11. Spesialisasi Bedah Minimal Invasif

  1. Spesialis Bedah Laparoskopik: Fokus pada pembedahan menggunakan alat kecil yang dimasukkan melalui sayatan kecil, mengurangi trauma bedah.
  2. Spesialis Bedah Endoskopik: Menangani prosedur menggunakan endoskop untuk visualisasi organ dalam tubuh melalui lubang tubuh atau sayatan kecil.
  3. Spesialis Bedah Robotik: Menggunakan teknologi robot untuk melakukan prosedur bedah yang lebih presisi.
  4. Spesialis Bedah Bariatrik: Fokus pada pembedahan untuk penurunan berat badan pada pasien obesitas.
  5. Spesialis Pembedahan Kanker Minimal Invasif: Fokus pada pembedahan kanker dengan teknik minimal invasif untuk mempercepat pemulihan pasien.
  6. Spesialis Bedah Kolorektal Minimal Invasif: Fokus pada pembedahan saluran pencernaan bawah menggunakan teknik minimal invasif.
  7. Spesialis Bedah Endovaskular: Fokus pada prosedur bedah pada pembuluh darah dengan teknik minimal invasif.
  8. Spesialis Bedah Ortopedi Minimal Invasif: Menangani cedera atau penyakit pada tulang dan sendi dengan pembedahan minimal invasif.
  9. Spesialis Bedah Urologi Minimal Invasif: Fokus pada prosedur minimal invasif dalam pembedahan saluran kemih dan reproduksi pria.
  10. Spesialis Bedah Plastik Minimal Invasif: Menangani rekonstruksi dan perbaikan kosmetik dengan teknik bedah yang lebih minim dalam invasinya.

12. Spesialisasi Kesehatan Mata

  1. Spesialis Glaukoma: Menangani kondisi peningkatan tekanan mata yang dapat merusak saraf optik dan menyebabkan kebutaan.
  2. Spesialis Retina: Fokus pada diagnosis dan pengobatan penyakit retina, seperti degenerasi makula dan retinopati diabetik.
  3. Spesialis Katarak: Menangani pengobatan dan pembedahan untuk mengatasi katarak yang menyebabkan kaburnya penglihatan.
  4. Spesialis Refraksi Mata: Menangani gangguan refraksi mata, seperti miopi, hipermetropi, dan astigmatisme.
  5. Spesialis Kornea: Fokus pada masalah kornea, termasuk transplantasi kornea dan keratoplasti.
  6. Spesialis Bedah Mata: Fokus pada prosedur bedah untuk memperbaiki gangguan mata, seperti operasi untuk penyakit katarak.
  7. Spesialis Oftalmologi Anak: Menangani masalah mata pada anak-anak, seperti ambliopia dan strabismus (mata juling).
  8. Spesialis Mikrosurgi Mata: Menggunakan teknik mikro untuk bedah mata yang lebih presisi.
  9. Spesialis Oftalmologi Refraktif: Menangani prosedur untuk mengoreksi gangguan penglihatan tanpa kacamata atau lensa kontak.
  10. Spesialis Retina dan Vitreus: Fokus pada penyakit retina dan vitreus, termasuk ablasi retina dan penyakit terkait diabetes.

13. Spesialisasi Endokrinologi

  1. Spesialis Diabetes: Fokus pada pengelolaan diabetes tipe 1 dan tipe 2 serta komplikasinya.
  2. Spesialis Penyakit Tiroid: Menangani gangguan kelenjar tiroid, seperti hipotiroidisme dan hipertiroidisme.
  3. Spesialis Hormon Reproduksi: Mengobati gangguan hormon yang mempengaruhi kesuburan dan sistem reproduksi.
  4. Spesialis Osteoporosis: Fokus pada pencegahan dan pengobatan osteoporosis serta gangguan tulang terkait.
  5. Spesialis Obesitas: Menangani pengobatan obesitas dan gangguan metabolik terkait.
  6. Spesialis Adrenalin dan Hormon Adrenal: Menangani masalah terkait kelenjar adrenal dan produksi hormon.
  7. Spesialis Endokrinologi Anak: Fokus pada gangguan hormonal pada anak-anak, seperti gangguan pertumbuhan dan pubertas.
  8. Spesialis Endokrinologi Metabolik: Menangani gangguan metabolisme seperti sindrom metabolik dan diabetes.
  9. Spesialis Sindrom Cushing: Fokus pada pengobatan gangguan hormon yang disebabkan oleh kelebihan kortisol.
  10. Spesialis Penyakit Paratiroid: Menangani gangguan yang mempengaruhi kelenjar paratiroid, termasuk hipoparatiroidisme.

14. Spesialisasi Bedah Umum

  1. Spesialis Bedah Umum: Menangani berbagai kondisi medis yang membutuhkan pembedahan, seperti apendisitis dan hernia.
  2. Spesialis Bedah Endoskopi: Menggunakan alat endoskopi untuk diagnosis dan pengobatan dengan sayatan minimal.
  3. Spesialis Bedah Trauma: Menangani cedera fisik akibat kecelakaan, termasuk cedera pada organ dalam.
  4. Spesialis Bedah Minimally Invasive (Laparoskopik): Fokus pada pembedahan dengan sayatan kecil menggunakan teknik laparoskopi.
  5. Spesialis Bedah Biliar: Menangani masalah hati, kantung empedu, dan saluran empedu, termasuk batu empedu.
  6. Spesialis Bedah Hepatobiliari: Fokus pada pembedahan hati, kantung empedu, dan pankreas.
  7. Spesialis Bedah Gastrointestinal: Menangani pembedahan pada saluran pencernaan seperti usus dan lambung.
  8. Spesialis Bedah Proktologi: Fokus pada masalah anus dan rektum, termasuk wasir dan fisura anal.
  9. Spesialis Bedah Kolorektal: Menangani pembedahan pada usus besar, rektum, dan anus, termasuk kanker kolorektal.
  10. Spesialis Bedah Bariatrik: Menangani pembedahan untuk penurunan berat badan, seperti bedah gastric bypass.

15. Spesialisasi Kesehatan Jantung

  1. Spesialis Kardiologi: Menangani penyakit jantung, seperti penyakit jantung koroner, aritmia, dan gagal jantung.
  2. Spesialis Bedah Jantung: Menangani pembedahan terkait jantung, seperti bypass arteri koroner dan penggantian katup jantung.
  3. Spesialis Elektrofisiologi Jantung: Fokus pada gangguan irama jantung dan prosedur seperti ablatasi untuk aritmia.
  4. Spesialis Kardiologi Intervensional: Fokus pada prosedur invasif untuk pengobatan penyakit jantung, seperti pemasangan stent.
  5. Spesialis Kardiologi Anak: Menangani masalah jantung pada anak-anak, seperti cacat jantung bawaan.
  6. Spesialis Kardiologi Preventif: Fokus pada pencegahan penyakit jantung melalui perubahan gaya hidup dan pengelolaan faktor risiko.
  7. Spesialis Penyakit Vaskular: Fokus pada gangguan pembuluh darah, seperti hipertensi, penyakit arteri perifer, dan aneurisma.
  8. Spesialis Penyakit Jantung Vaskular: Menangani penyakit jantung yang berkaitan dengan pembuluh darah dan gangguan aliran darah.
  9. Spesialis Kardiologi Rehabilitasi: Fokus pada pemulihan pasien setelah serangan jantung atau prosedur bedah jantung.
  10. Spesialis Kardiologi Geriatri: Menangani gangguan jantung pada lansia, termasuk pengelolaan penyakit jantung terkait penuaan.

16. Spesialisasi Urologi

  1. Spesialis Urologi: Menangani gangguan pada saluran kemih dan sistem reproduksi pria, termasuk batu ginjal dan infeksi saluran kemih.
  2. Spesialis Bedah Urologi: Fokus pada pembedahan untuk mengatasi masalah saluran kemih dan alat reproduksi pria.
  3. Spesialis Urologi Anak: Menangani gangguan urologi pada anak-anak, seperti hernia inguinalis dan infeksi saluran kemih.
  4. Spesialis Andrologi: Menangani masalah kesehatan reproduksi pria, termasuk gangguan ereksi, infertilitas, dan disfungsi seksual.
  5. Spesialis Urologi Onkologi: Menangani kanker yang terkait dengan saluran kemih dan alat reproduksi pria, seperti kanker prostat dan kanker ginjal.
  6. Spesialis Nefrologi Urologi: Fokus pada hubungan antara ginjal dan saluran kemih, seperti penyakit ginjal kronis dan infeksi ginjal.
  7. Spesialis Urologi Rehabilitasi: Fokus pada pemulihan fungsi saluran kemih setelah cedera atau pembedahan.
  8. Spesialis Urologi Endoskopik: Menggunakan prosedur endoskopik untuk mengobati gangguan pada saluran kemih.
  9. Spesialis Urologi Bedah Minimal Invasif: Fokus pada pembedahan minimal invasif pada saluran kemih dan sistem reproduksi pria.
  10. Spesialis Urologi Pediatrik: Menangani masalah urologi pada anak-anak, seperti gangguan perkembangan saluran kemih.

17. Spesialisasi Endoskopi

  1. Spesialis Endoskopi Gastrointestinal: Menggunakan endoskopi untuk memeriksa dan mengobati gangguan pencernaan, seperti GERD dan ulkus.
  2. Spesialis Endoskopi Respirasi: Menggunakan bronkoskop untuk memeriksa saluran pernapasan dan mengatasi gangguan paru-paru.
  3. Spesialis Endoskopi Urologi: Menggunakan alat endoskopi untuk diagnosis dan pengobatan gangguan saluran kemih.
  4. Spesialis Endoskopi Bedah: Fokus pada prosedur bedah dengan menggunakan alat endoskopi untuk mengurangi ukuran sayatan.
  5. Spesialis Endoskopi Bedah Kolorektal: Menangani gangguan pada usus besar dengan teknik endoskopik.
  6. Spesialis Endoskopi Obat: Menggunakan endoskopi untuk mengobati gangguan saluran pencernaan, seperti perdarahan lambung.
  7. Spesialis Endoskopi Nasofaring: Fokus pada prosedur endoskopik untuk diagnosis dan pengobatan gangguan THT.
  8. Spesialis Endoskopi Gynekologi: Menangani prosedur medis pada sistem reproduksi wanita dengan menggunakan teknik endoskopik.
  9. Spesialis Endoskopi Kardiovaskular: Menggunakan endoskopi untuk diagnosis dan intervensi pada sistem pembuluh darah jantung.
  10. Spesialis Endoskopi Laring: Fokus pada penggunaan endoskopi untuk memeriksa dan mengobati gangguan pada laring dan tenggorokan.

18. Spesialisasi Reproduksi dan Kesuburan

  1. Spesialis Fertilitas Wanita: Fokus pada penanganan masalah kesuburan pada wanita, termasuk IVF dan pengobatan hormon.
  2. Spesialis Fertilitas Pria: Menangani masalah kesuburan pada pria, termasuk analisis sperma dan terapi kesuburan.
  3. Spesialis Endokrinologi Reproduksi: Menangani gangguan hormonal yang memengaruhi kesuburan wanita dan pria.
  4. Spesialis Ginekologi Reproduksi: Fokus pada pengobatan gangguan kesuburan yang terkait dengan sistem reproduksi wanita.
  5. Spesialis Andrologi Reproduksi: Fokus pada pengobatan masalah reproduksi pada pria, termasuk disfungsi ereksi dan infertilitas.
  6. Spesialis Onkologi Reproduksi: Menangani kanker yang memengaruhi organ reproduksi wanita dan pria, serta pengaruhnya terhadap kesuburan.
  7. Spesialis Penyakit Menular Reproduksi: Menangani infeksi yang dapat memengaruhi kesuburan, seperti infeksi menular seksual.
  8. Spesialis Transplantasi Organ Reproduksi: Fokus pada prosedur transplantasi organ terkait sistem reproduksi untuk kasus ketidaksuburan.
  9. Spesialis Kesehatan Seksual: Menangani masalah terkait dengan kesehatan seksual dan fungsi seksual pada pria dan wanita.
  10. Spesialis Kehamilan Berisiko Tinggi: Fokus pada perawatan wanita hamil dengan risiko medis yang tinggi, seperti preeklamsia dan diabetes gestasional.

19. Spesialisasi Dermatologi

  1. Spesialis Dermatologi: Menangani berbagai kondisi kulit, termasuk jerawat, eksim, dan psoriasis.
  2. Spesialis Dermato-onkologi: Fokus pada diagnosis dan pengobatan kanker kulit, seperti melanoma dan karsinoma sel basal.
  3. Spesialis Dermatologi Bedah: Menangani prosedur bedah pada kulit, seperti pengangkatan kutil atau tumor kulit.
  4. Spesialis Dermatologi Estetika: Fokus pada perawatan kulit untuk meningkatkan penampilan estetika, termasuk pengobatan keriput dan penuaan.
  5. Spesialis Alergi Dermatologi: Menangani gangguan kulit yang disebabkan oleh alergi, seperti dermatitis kontak.
  6. Spesialis Kosmetik Dermatologi: Fokus pada perawatan kosmetik untuk kulit, seperti perawatan jerawat dan bekas luka.
  7. Spesialis Dermatologi Anak: Menangani masalah kulit pada anak-anak, seperti ruam dan eksim.
  8. Spesialis Rehabilitasi Kulit: Fokus pada pemulihan kulit setelah cedera atau prosedur medis.
  9. Spesialis Trikologi: Fokus pada kesehatan rambut dan kulit kepala, termasuk alopecia dan kebotakan.
  10. Spesialis Penyakit Kulit Infeksi: Menangani infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur.

20. Spesialisasi Neurologi

  1. Spesialis Neurologi: Menangani gangguan pada sistem saraf pusat dan perifer, seperti migrain dan epilepsi.
  2. Spesialis Bedah Saraf: Fokus pada pembedahan untuk gangguan saraf, seperti tumor otak dan hernia diskus.
  3. Spesialis Neurologi Anak: Menangani gangguan neurologis pada anak-anak, termasuk autisme dan cerebral palsy.
  4. Spesialis Neurologi Geriatri: Fokus pada gangguan neurologis pada lansia, seperti penyakit Alzheimer dan Parkinson.
  5. Spesialis Neurologi Intervensional: Menangani gangguan saraf dengan prosedur intervensional, seperti pengobatan stroke dan aneurisma.
  6. Spesialis Neuropsikologi: Fokus pada hubungan antara otak dan fungsi psikologis, termasuk pengujian kognitif.
  7. Spesialis Neuroimunologi: Menangani gangguan neurologis yang disebabkan oleh gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti multiple sclerosis.
  8. Spesialis Neurofisiologi: Menggunakan prosedur diagnostik untuk menilai fungsi saraf dan otak, seperti EEG dan EMG.
  9. Spesialis Penyakit Neurodegeneratif: Fokus pada penyakit saraf yang berkembang secara bertahap, seperti Parkinson dan Alzheimer.
  10. Spesialis Neuropediatri: Menangani masalah neurologi pada anak-anak, seperti gangguan motorik dan keterlambatan perkembangan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *