100 Nama Kandungan Obat Generik dan Indikasinya dalam Terapi Penyakit

100 Nama Kandungan Obat Generik dan Indikasinya dalam Terapi Penyakit

Berikut adalah 100 Nama Kandungan Obat Generik dan Indikasinya dalam Terapi Penyakit beserta penjelasan singkatnya. Obat generik merupakan sediaan farmasi yang mengandung zat aktif yang sama dengan obat bermerek dan digunakan secara luas dalam dunia medis karena efektivitasnya yang telah teruji. Daftar ini membantu memahami fungsi terapeutik masing-masing zat aktif yang umum digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit.

1. Paracetamol

Analgesik dan antipiretik yang digunakan untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri ringan hingga sedang.

2. Ibuprofen

NSAID (obat antiinflamasi non-steroid) untuk nyeri, peradangan, dan demam.

3. Amoxicillin

Antibiotik penisilin untuk infeksi saluran pernapasan, telinga, dan saluran kemih.

4. Ciprofloxacin

Antibiotik golongan kuinolon untuk infeksi saluran kemih, saluran cerna, dan kulit.

5. Metronidazole

Antibiotik dan antiprotozoa untuk infeksi anaerob dan gangguan pencernaan seperti amebiasis.

6. Ranitidine

Antagonis reseptor H2 untuk tukak lambung dan gangguan asam lambung (sudah ditarik di beberapa negara).

7. Omeprazole

Inhibitor pompa proton untuk GERD dan tukak lambung.

8. Metformin

Obat lini pertama untuk diabetes melitus tipe 2.

9. Glibenclamide

Sulfonilurea yang digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah pada diabetes tipe 2.

10. Lisinopril

ACE inhibitor untuk hipertensi dan gagal jantung.

11. Losartan

ARB (Angiotensin II Receptor Blocker) untuk tekanan darah tinggi dan proteksi ginjal pada diabetes.

12. Amlodipine

Calcium channel blocker yang digunakan untuk mengobati hipertensi dan angina.

13. Furosemide

Diuretik kuat untuk edema dan hipertensi.

14. Spironolactone

Diuretik hemat kalium untuk gagal jantung dan hiperaldosteronisme.

15. Simvastatin

Statin untuk menurunkan kolesterol LDL dan mencegah penyakit kardiovaskular.

16. Atorvastatin

Statin yang lebih poten untuk menurunkan kolesterol total dan trigliserida.

17. Levothyroxine

Hormon tiroid sintetis untuk hipotiroidisme.

18. Salbutamol

Bronkodilator untuk asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

19. Beclomethasone

Kortikosteroid inhalasi untuk kontrol jangka panjang asma.

20. Prednisone

Kortikosteroid oral untuk inflamasi, alergi, dan autoimun.

21. Dexamethasone

Steroid poten untuk peradangan dan reaksi alergi berat.

22. Chlorpheniramine

Antihistamin untuk rinitis alergi dan urtikaria.

23. Cetirizine

Antihistamin generasi kedua untuk alergi tanpa efek kantuk berlebihan.

24. Diphenhydramine

Antihistamin dan penenang ringan, digunakan juga sebagai obat tidur.

25. Diazepam

Benzodiazepin untuk kecemasan, kejang, dan gangguan tidur.

26. Lorazepam

Obat penenang yang digunakan dalam gangguan cemas dan insomnia.

27. Phenytoin

Antikonvulsan untuk epilepsi dan status epileptikus.

28. Carbamazepine

Obat kejang dan gangguan bipolar.

29. Gabapentin

Untuk nyeri saraf dan epilepsi parsial.

30. Haloperidol

Antipsikotik untuk skizofrenia dan agitasi akut.

31. Risperidone

Antipsikotik atipikal untuk gangguan psikotik dan bipolar.

32. Amitriptyline

Antidepresan trisiklik juga digunakan untuk nyeri neuropatik.

33. Sertraline

SSRI untuk depresi, gangguan panik, dan OCD.

34. Fluoxetine

SSRI untuk depresi dan bulimia nervosa.

35. Clozapine

Antipsikotik atipikal untuk skizofrenia refrakter.

36. Insulin Regular

Insulin kerja cepat untuk kontrol gula darah akut.

37. Insulin NPH

Insulin kerja menengah untuk kontrol gula harian.

38. Isosorbide dinitrate

Vasodilator untuk angina dan gagal jantung.

39. Digoxin

Obat jantung untuk gagal jantung dan fibrilasi atrium.

40. Warfarin

Antikoagulan oral untuk pencegahan pembekuan darah.

41. Heparin

Antikoagulan injeksi untuk trombosis dan emboli.

42. Enoxaparin

Low molecular weight heparin untuk profilaksis DVT.

43. Acetylsalicylic acid (Aspirin)

Antiplatelet dan antiinflamasi untuk pencegahan infark miokard.

44. Clopidogrel

Antiplatelet untuk mencegah stroke dan serangan jantung.

45. Nitroglycerin

Vasodilator sublingual untuk nyeri dada mendadak.

46. Hydrochlorothiazide

Diuretik tiazid untuk hipertensi ringan hingga sedang.

47. Nifedipine

Calcium channel blocker untuk krisis hipertensi.

48. Propranolol

Beta-blocker non-selektif untuk hipertensi, tremor, dan kecemasan.

49. Atenolol

Beta-blocker selektif untuk hipertensi dan angina.

50. Verapamil

Untuk aritmia dan hipertensi.

51. Diltiazem

Calcium channel blocker untuk mengobati hipertensi dan aritmia jantung.

52. Hydralazine

Vasodilator arteri untuk menurunkan tekanan darah tinggi, terutama dalam kondisi darurat hipertensi.

53. Methyldopa

Obat antihipertensi yang sering digunakan selama kehamilan.

54. Phenobarbital

Barbiturat sebagai antikonvulsan untuk mengontrol kejang.

55. Valproic acid

Antiepilepsi untuk berbagai jenis kejang dan gangguan bipolar.

56. Lamotrigine

Antikonvulsan dan penstabil mood untuk epilepsi dan gangguan bipolar.

57. Topiramate

Antikonvulsan untuk epilepsi dan pencegahan migrain.

58. Levetiracetam

Antiepilepsi modern yang sering digunakan dalam terapi tambahan.

59. Quetiapine

Antipsikotik atipikal untuk skizofrenia dan gangguan bipolar.

60. Olanzapine

Antipsikotik yang juga efektif untuk gangguan bipolar dan depresi berat.

61. Ziprasidone

Antipsikotik dengan efek sedatif yang cepat dalam episode psikotik akut.

62. Buspirone

Obat anti-kecemasan non-benzodiazepin.

63. Hydroxyzine

Antihistamin dengan efek sedatif, digunakan untuk kecemasan ringan.

64. Zolpidem

Obat tidur yang bekerja cepat untuk insomnia jangka pendek.

65. Melatonin

Hormon alami untuk mengatur siklus tidur dan mengatasi jet lag atau insomnia ringan.

66. Prochlorperazine

Obat antipsikotik juga digunakan untuk mual, muntah, dan vertigo.

67. Ondansetron

Antiemetik untuk mual dan muntah akibat kemoterapi atau operasi.

68. Domperidone

Antiemetik yang juga meningkatkan motilitas saluran cerna.

69. Metoclopramide

Digunakan untuk mual, muntah, dan gastroparesis.

70. Loperamide

Obat untuk menghentikan diare dengan memperlambat gerakan usus.

71. Bisacodyl

Laksatif stimulan untuk mengatasi konstipasi.

72. Lactulose

Laksatif osmotik yang digunakan juga dalam ensefalopati hepatik.

73. Magnesium hydroxide

Antasida dan laksatif ringan.

74. Aluminum hydroxide

Antasida yang sering dikombinasikan dengan magnesium hydroxide.

75. Sucralfate

Pelindung mukosa lambung untuk mengobati tukak lambung.

76. Famotidine

Antagonis H2 yang lebih modern dibanding ranitidine.

77. Esomeprazole

PPI generasi baru untuk tukak lambung dan GERD.

78. Pantoprazole

PPI efektif untuk gastritis dan refluks asam.

79. Budesonide

Kortikosteroid inhalasi untuk asma atau digunakan secara oral untuk penyakit Crohn.

80. Theophylline

Bronkodilator untuk asma dan penyakit paru obstruktif kronik.

81. Montelukast

Antagonis reseptor leukotrien untuk asma dan alergi.

82. Ipratropium bromide

Bronkodilator antikolinergik untuk PPOK.

83. Tiotropium

Bronkodilator kerja panjang untuk terapi PPOK kronis.

84. Guaifenesin

Ekspektoran untuk meredakan batuk berdahak.

85. Codeine

Obat batuk opioid yang digunakan untuk batuk kering berat.

86. Dextromethorphan

Supresan batuk non-opioid.

87. Pseudoephedrine

Dekongestan nasal untuk hidung tersumbat.

88. Oxymetazoline

Semprotan dekongestan untuk pernapasan hidung yang tersumbat.

89. Ketoconazole

Antijamur topikal dan oral.

90. Fluconazole

Antijamur sistemik untuk kandidiasis dan infeksi jamur lainnya.

91. Clotrimazole

Antijamur topikal untuk infeksi kulit dan vagina.

92. Terbinafine

Antijamur oral dan topikal untuk infeksi jamur kuku dan kulit.

93. Acyclovir

Antivirus untuk herpes simplex dan herpes zoster.

94. Oseltamivir

Antivirus untuk influenza A dan B.

95. Ribavirin

Digunakan dalam kombinasi untuk hepatitis C.

96. Albendazole

Anthelmintik untuk cacing usus dan infeksi parasit lainnya.

97. Mebendazole

Anthelmintik umum untuk cacing gelang, cacing kremi, dan lainnya.

98. Praziquantel

Obat untuk infeksi cacing pita dan schistosomiasis.

99. Chloroquine

Obat antimalaria klasik yang juga digunakan untuk lupus.

100. Artemether-lumefantrine

Terapi kombinasi artemisinin untuk malaria falciparum.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *