Lateral Flow Immunoassay vs Metode Laboratorium: Perbandingan Akurasi dan Kecepatan

Lateral Flow Immunoassay vs Metode Laboratorium: Perbandingan Akurasi dan Kecepatan

Dalam dunia diagnostik medis, terdapat berbagai metode untuk mendeteksi penyakit dan kondisi kesehatan. Dua metode yang sering dibandingkan adalah Lateral Flow Immunoassay (LFA) dan metode laboratorium seperti PCR (Polymerase Chain Reaction) atau ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay). LFA dikenal karena kecepatan dan kemudahannya, sedangkan metode laboratorium unggul dalam akurasi dan sensitivitas.

Prinsip Kerja Lateral Flow Immunoassay

LFA bekerja dengan prinsip imunokromatografi, di mana sampel mengalir melalui strip yang mengandung antibodi atau antigen spesifik. Jika molekul target ada dalam sampel, ia akan bereaksi dengan reagen dan menghasilkan perubahan warna yang bisa diinterpretasikan sebagai hasil positif atau negatif.

Prinsip Kerja Metode Laboratorium

Metode laboratorium seperti PCR dan ELISA bekerja dengan prinsip biokimia yang lebih kompleks. PCR memperbanyak DNA target untuk mendeteksi virus atau bakteri dalam jumlah sangat kecil, sementara ELISA mengandalkan reaksi antigen-antibodi untuk mendeteksi keberadaan biomolekul dalam sampel.

Kecepatan Hasil: LFA vs Metode Laboratorium

LFA unggul dalam hal kecepatan karena hasilnya bisa didapatkan dalam waktu 10–15 menit. Sebaliknya, metode laboratorium seperti PCR membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari tergantung pada kompleksitas sampel dan alat yang digunakan.

Akurasi dan Sensitivitas Lateral Flow Immunoassay

LFA memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang lebih rendah dibandingkan metode laboratorium. False positive atau false negative dapat terjadi jika kadar biomolekul dalam sampel terlalu rendah atau jika strip uji mengalami degradasi.

Akurasi dan Sensitivitas Metode Laboratorium

Metode laboratorium seperti PCR memiliki sensitivitas yang sangat tinggi, bahkan dapat mendeteksi virus dalam jumlah yang sangat kecil. ELISA juga lebih akurat dibandingkan LFA karena dapat mengukur konsentrasi antigen atau antibodi dalam sampel dengan lebih presisi.

Kemudahan Penggunaan LFA vs Metode Laboratorium

LFA lebih mudah digunakan karena tidak memerlukan laboratorium atau tenaga medis terlatih. Sebaliknya, metode laboratorium membutuhkan fasilitas khusus serta teknisi yang berpengalaman untuk memastikan hasil yang akurat.

Portabilitas dan Aksesibilitas LFA

LFA sangat portabel dan dapat digunakan di lapangan, rumah sakit darurat, atau bahkan di rumah pasien. Sementara itu, metode laboratorium harus dilakukan di fasilitas khusus yang mungkin tidak tersedia di daerah terpencil.

Biaya Pengujian LFA vs Metode Laboratorium

LFA lebih murah karena tidak memerlukan peralatan laboratorium yang mahal atau reagen khusus. Sebaliknya, metode laboratorium seperti PCR membutuhkan biaya tinggi untuk bahan kimia, alat, serta tenaga ahli.

Penggunaan LFA dan Metode Laboratorium dalam Pandemi

Selama pandemi COVID-19, LFA digunakan untuk skrining cepat, sementara PCR tetap menjadi standar emas untuk konfirmasi infeksi. Kombinasi kedua metode ini membantu mempercepat deteksi dan pengendalian penyakit.

Tantangan dalam Penggunaan LFA

Meskipun praktis, LFA memiliki keterbatasan dalam mendeteksi penyakit pada tahap awal karena sensitivitasnya yang lebih rendah. Oleh karena itu, hasil LFA sering kali perlu dikonfirmasi dengan metode laboratorium.

Kapan Harus Memilih LFA dan Kapan Memilih Metode Laboratorium?

LFA cocok digunakan untuk skrining cepat atau pengujian di lokasi yang sulit dijangkau laboratorium. Sebaliknya, metode laboratorium lebih tepat untuk diagnosis pasti, terutama dalam kasus penyakit yang memerlukan akurasi tinggi seperti kanker atau infeksi kronis.

Pengembangan Teknologi LFA untuk Meningkatkan Akurasi

Peneliti terus mengembangkan teknologi LFA untuk meningkatkan sensitivitas dan akurasi, termasuk integrasi dengan sensor digital dan kecerdasan buatan untuk analisis hasil yang lebih akurat.

Kesimpulan

LFA dan metode laboratorium memiliki keunggulan masing-masing. LFA menawarkan kecepatan dan kemudahan, sementara metode laboratorium unggul dalam akurasi dan sensitivitas. Pemilihan metode terbaik bergantung pada kebutuhan diagnostik, ketersediaan fasilitas, serta tingkat urgensi dalam mendeteksi suatu penyakit.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *