Pemeriksaan fibrinogen adalah bagian penting dari evaluasi sistem hemostasis tubuh.

Pemeriksaan Fibrinogen dalam Kasus DIC dan Gangguan Koagulasi Lainnya

Pemeriksaan fibrinogen adalah bagian penting dari evaluasi sistem hemostasis tubuh. Fibrinogen merupakan protein kunci dalam pembentukan bekuan darah, dan kadar abnormalnya dapat menandakan adanya gangguan pembekuan. Pada kasus seperti DIC (Disseminated Intravascular Coagulation), nilai fibrinogen menjadi salah satu indikator krusial dalam menilai derajat keparahan dan respons tubuh terhadap kondisi stres sistemik.

Apa Itu DIC?

DIC merupakan kondisi medis serius di mana sistem pembekuan darah diaktifkan secara menyeluruh dan tidak terkendali. Akibatnya, fibrinogen dan faktor koagulasi lainnya cepat habis, sehingga pasien berisiko mengalami perdarahan luas meski awalnya terjadi pembekuan di banyak organ. Ini adalah keadaan darurat medis yang membutuhkan diagnosis cepat dan akurat.

Fibrinogen Sebagai Penanda Awal DIC

Dalam proses DIC, kadar fibrinogen bisa menurun drastis karena digunakan secara berlebihan dalam pembentukan bekuan. Oleh sebab itu, pemeriksaan fibrinogen sering menjadi bagian dari panel koagulasi pada pasien dengan syok, sepsis, trauma berat, atau komplikasi obstetri.

Penurunan Fibrinogen: Sinyal Bahaya

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan kadar fibrinogen di bawah 150 mg/dL atau bahkan tidak terdeteksi, ini menjadi penanda kuat bahwa tubuh berada dalam kondisi konsumsi koagulan aktif, seperti pada DIC. Semakin rendah kadarnya, semakin berat kondisi klinis pasien.

Hubungan Fibrinogen dengan Tes Koagulasi Lain

Dalam konteks gangguan koagulasi, fibrinogen harus dianalisis bersama PT (Prothrombin Time), aPTT (Activated Partial Thromboplastin Time), D-dimer, dan jumlah trombosit. Kombinasi dari hasil ini dapat membedakan apakah gangguan bersifat konsumtif, inflamasi, atau karena defisiensi bawaan.

Pemeriksaan Fibrinogen pada Trauma dan Sepsis

Pada pasien dengan trauma masif atau sepsis, tubuh memasuki keadaan hiperkoagulasi diikuti oleh kelelahan sistem pembekuan. Dalam situasi ini, pemeriksaan fibrinogen dapat memprediksi transisi ke DIC dan menjadi indikator kebutuhan transfusi atau terapi suportif.

Fibrinogen dalam Komplikasi Obstetri

Pada kehamilan, DIC bisa terjadi sebagai komplikasi abruptio plasenta, eklampsia, atau emboli air ketuban. Fibrinogen yang biasanya meningkat saat hamil akan turun drastis jika terjadi DIC obstetri. Pemeriksaan ini penting untuk menghindari risiko kematian ibu dan janin.

Peran Fibrinogen Analyzer dalam Situasi Gawat

Fibrinogen Analyzer memberikan hasil cepat dan sangat berguna dalam pengambilan keputusan darurat. Dalam waktu 5–10 menit, kadar fibrinogen dapat diketahui, memungkinkan intervensi lebih cepat seperti pemberian kriopresipitat, FFP, atau konsentrat fibrinogen.

Pemeriksaan Fibrinogen dalam Koagulopati Bawaan

Selain DIC, kadar fibrinogen juga diperiksa pada gangguan pembekuan darah yang bersifat genetik seperti afibrinogenemia (fibrinogen tidak terdeteksi) atau disfibrinogenemia (fungsi fibrinogen abnormal). Kedua kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan berat sejak masa bayi.

Monitoring Terapi Substitusi

Pada pasien yang mendapat terapi pengganti fibrinogen, pemeriksaan ini digunakan untuk mengevaluasi efektivitas pengobatan. Kadar fibrinogen yang cukup akan mengurangi risiko perdarahan dan memastikan stabilitas hemostasis pasien.

Interpretasi Nilai Fibrinogen

Nilai <100 mg/dL sering dihubungkan dengan risiko perdarahan berat. Nilai antara 100–200 mg/dL mencerminkan kondisi defisiensi ringan hingga sedang. Sebaliknya, kadar >400 mg/dL dapat mengindikasikan reaksi inflamasi akut, bukan DIC, dan perlu dikaji lebih lanjut.

Penentuan Prognosis dan Mortalitas

Beberapa studi menunjukkan bahwa kadar fibrinogen yang sangat rendah pada awal diagnosis DIC berkaitan dengan angka kematian yang lebih tinggi. Oleh karena itu, nilai fibrinogen juga digunakan untuk menilai prognosis pasien di ruang intensif.

Manfaat dalam Panduan Terapi

Pemeriksaan fibrinogen membantu dokter memutuskan kapan transfusi kriopresipitat dibutuhkan atau apakah terapi antikoagulan aman dilakukan. Ini menjadi bagian penting dari protokol penanganan koagulopati akut di ICU dan UGD.

Pemantauan Harian pada Pasien Kritis

Pada pasien ICU, fibrinogen sering diperiksa setiap hari atau lebih sering jika terdapat tanda-tanda perdarahan, gangguan organ, atau peningkatan D-dimer. Pemantauan ini menjadi acuan dalam menyesuaikan terapi secara dinamis.

Kesimpulan: Pemeriksaan yang Tak Tergantikan

Fibrinogen bukan hanya sekadar angka dalam laporan laboratorium. Nilai ini memberikan informasi penting tentang status koagulasi pasien, tingkat keparahan penyakit, dan arah penanganan klinis. Dalam kasus seperti DIC dan gangguan koagulasi lainnya, pemeriksaan fibrinogen sangat esensial untuk deteksi dini, pemantauan, dan pengambilan keputusan terapi yang tepat.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *