Ketombe adalah salah satu masalah kulit kepala yang sangat umum, namun juga sering disalahpahami. Banyak mitos berkembang di masyarakat yang membuat penanganan ketombe menjadi tidak efektif. Penting untuk mengetahui mana yang fakta dan mana yang sekadar anggapan salah.
Mitos: Ketombe Disebabkan oleh Kulit Kepala Kotor
Faktanya, ketombe tidak selalu berkaitan dengan kebersihan. Seseorang bisa sangat rajin keramas namun tetap mengalami ketombe. Penyebab utama ketombe adalah ketidakseimbangan kulit kepala, termasuk produksi minyak berlebih atau kekeringan, serta infeksi jamur.
Fakta: Jamur Malassezia Berperan dalam Ketombe
Jamur Malassezia memang merupakan salah satu penyebab ketombe. Jamur ini secara alami hidup di kulit kepala, namun saat populasinya tidak terkendali, ia bisa memicu iritasi dan mempercepat pergantian sel kulit, sehingga muncullah ketombe.
Mitos: Keramas Setiap Hari Bisa Menghilangkan Ketombe
Sering kali orang berpikir bahwa semakin sering keramas, ketombe akan hilang. Padahal, terlalu sering mencuci rambut bisa menghilangkan minyak alami kulit kepala, menyebabkan kulit menjadi kering dan justru memicu ketombe.
Fakta: Ketombe Bisa Dialami oleh Orang dengan Kulit Kering atau Berminyak
Baik kulit kepala kering maupun berminyak sama-sama berisiko terkena ketombe. Pada kulit kering, ketombe muncul karena pengelupasan, sementara pada kulit berminyak, ketombe bisa muncul akibat pertumbuhan jamur berlebih.
Mitos: Ketombe Menular Lewat Sisir atau Topi
Ini adalah salah satu mitos paling umum. Ketombe bukan penyakit menular, sehingga tidak bisa ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak fisik, termasuk berbagi sisir atau memakai topi orang lain.
Fakta: Stres Bisa Memperparah Ketombe
Stres tidak menyebabkan ketombe secara langsung, tetapi bisa memperparah kondisi kulit kepala. Saat stres, sistem kekebalan tubuh menurun sehingga kulit kepala menjadi lebih sensitif dan peradangan lebih mudah terjadi.
Mitos: Ketombe Hanya Masalah Kecantikan
Meskipun ketombe tidak berbahaya secara medis, efeknya terhadap kepercayaan diri dan kenyamanan sangat signifikan. Gatal, serpihan yang tampak di baju, dan ketidaknyamanan membuat ketombe lebih dari sekadar masalah estetika.
Fakta: Perubahan Musim Bisa Mempengaruhi Ketombe
Saat musim dingin atau udara menjadi kering, ketombe kering cenderung lebih sering muncul. Sebaliknya, saat cuaca panas dan lembap, kulit kepala bisa lebih berminyak dan rentan terhadap ketombe basah.
Mitos: Semua Ketombe Itu Sama
Ketombe memiliki jenis yang berbeda-beda. Ada yang kering dan mudah rontok, ada juga yang basah dan lengket. Penanganan masing-masing jenis pun berbeda, sehingga penting mengenali jenis ketombe sebelum memilih produk perawatan.
Fakta: Tidak Semua Sampo Anti-Ketombe Cocok untuk Semua Orang
Karena penyebab ketombe berbeda-beda, tidak ada satu sampo anti-ketombe yang cocok untuk semua orang. Beberapa mengandung bahan anti-jamur, sementara lainnya melembapkan atau menenangkan kulit kepala. Pemilihan produk harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Mitos: Mencabut Ketombe Bisa Menghentikannya
Mengelupas atau mencabut ketombe dengan kuku tidak hanya tidak membantu, tapi juga bisa melukai kulit kepala. Luka ini bisa memicu infeksi dan memperburuk kondisi, membuat ketombe semakin parah.
Fakta: Gaya Hidup Berpengaruh pada Ketombe
Gaya hidup yang tidak sehat seperti pola makan buruk, kurang tidur, atau konsumsi alkohol berlebihan dapat memperburuk kondisi kulit, termasuk kulit kepala. Oleh karena itu, memperbaiki gaya hidup turut membantu mengatasi ketombe.
Mitos: Ketombe Hanya Terjadi di Kulit Kepala
Walau paling umum muncul di kulit kepala, ketombe juga bisa terjadi di area lain yang memiliki kelenjar minyak, seperti alis, telinga, dada, atau sisi hidung. Kondisi ini dikenal sebagai dermatitis seboroik.
Fakta: Konsultasi ke Dokter Kulit Bisa Membantu
Jika ketombe tidak membaik meski sudah mencoba berbagai sampo atau perawatan rumahan, konsultasi ke dokter kulit sangat disarankan. Bisa jadi ketombe yang dialami terkait dengan kondisi kulit yang lebih serius dan memerlukan pengobatan medis.
