Banyak orang tidak menyadari bahwa apa yang mereka rasakan, pikirkan, dan makan saling memengaruhi. Stres dapat mengubah cara kita makan, dan pola makan yang buruk bisa memperburuk mood swing atau perubahan suasana hati.
Bagaimana Stres Memengaruhi Pola Makan
Ketika tubuh mengalami stres, hormon kortisol meningkat. Peningkatan hormon ini seringkali menimbulkan keinginan untuk mengonsumsi makanan tinggi gula, lemak, dan karbohidrat—yang dikenal sebagai “comfort food”.
Efek Makanan Tidak Sehat pada Mood
Makanan cepat saji dan tinggi gula memang memberi rasa nyaman sesaat, tetapi dalam jangka panjang dapat menyebabkan fluktuasi gula darah yang tajam. Akibatnya, mood pun menjadi naik-turun secara drastis.
Lingkaran Setan: Makan karena Stres, Stres karena Makan
Sering kali, setelah makan dalam jumlah besar saat stres, seseorang merasa bersalah atau menyesal. Hal ini justru menambah beban emosi dan membuat stres semakin berat, menciptakan siklus yang sulit diputus.
Kekurangan Nutrisi Bisa Memicu Mood Swing
Stres kronis sering kali menyebabkan orang melewatkan makan atau memilih makanan yang tidak bergizi. Kekurangan vitamin B, magnesium, omega-3, dan zat besi terbukti berkaitan dengan ketidakstabilan emosi.
Serotonin dan Hubungannya dengan Pola Makan
Sekitar 90% serotonin—hormon yang berperan dalam rasa tenang dan bahagia—diproduksi di saluran pencernaan. Ini menunjukkan bahwa makanan yang kita konsumsi berperan besar terhadap emosi.
Gut-Brain Axis: Otak dan Usus Terhubung
Sistem pencernaan dan otak saling berkomunikasi melalui apa yang disebut gut-brain axis. Jika sistem pencernaan terganggu akibat pola makan buruk, mood juga ikut terpengaruh dan bisa memicu mood swing.
Peran Makanan Kaya Serat dan Probiotik
Makanan berserat tinggi seperti sayuran dan buah, serta makanan fermentasi seperti yogurt dan tempe, dapat mendukung kesehatan usus dan meningkatkan suasana hati yang lebih stabil.
Stres Menurunkan Nafsu Makan Sehat
Sebagian orang justru kehilangan selera makan saat stres. Ini dapat menyebabkan tubuh kekurangan energi dan nutrisi penting, yang pada akhirnya membuat tubuh lebih rentan terhadap perubahan mood ekstrem.
Kafein dan Gula: Dua Pemicu Emosi Negatif
Konsumsi berlebihan kafein dan gula selama stres bisa memperburuk kecemasan dan iritabilitas. Setelah efek sementara habis, tubuh sering mengalami “crash” yang menurunkan energi dan memperburuk suasana hati.
Pentingnya Jadwal Makan Teratur
Makan secara teratur membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, sehingga suasana hati pun lebih mudah terkontrol. Pola makan tidak teratur rentan memicu kelelahan dan iritasi.
Minum Air yang Cukup
Dehidrasi ringan saja bisa membuat seseorang lebih mudah lelah, sulit fokus, dan emosional. Saat stres, kita cenderung lupa minum air, padahal ini penting untuk mendukung fungsi tubuh dan otak.
Olahraga dan Pengaruhnya pada Nafsu Makan dan Mood
Aktivitas fisik ringan seperti jalan kaki atau peregangan tidak hanya mengurangi stres, tetapi juga meningkatkan nafsu makan yang sehat dan membantu tubuh lebih peka terhadap sinyal lapar dan kenyang.
Latihan Mindfulness Saat Makan
Mindful eating atau makan dengan penuh kesadaran dapat membantu kita mengontrol porsi makan saat stres dan menghindari “emotional eating”. Teknik ini juga membuat kita lebih peka terhadap sinyal kenyang alami.
Mengelola Mood dari Akar Masalahnya
Untuk benar-benar mengelola mood swing, penting untuk mengatasi stres, menjaga pola makan yang bergizi, dan menjaga ritme harian yang seimbang. Ketiganya saling terkait dan saling memperkuat jika dikelola dengan baik.