Radang tenggorokan adalah keluhan umum yang bisa disebabkan oleh berbagai hal. Namun, dua jenis utama yang sering dibahas adalah radang tenggorokan biasa (umumnya akibat virus) dan radang tenggorokan akibat infeksi bakteri. Keduanya memiliki gejala serupa, tetapi penanganannya bisa sangat berbeda.
Penyebab Utama: Virus vs. Bakteri
Radang tenggorokan biasa disebabkan oleh infeksi virus, seperti flu atau common cold. Sementara itu, infeksi bakteri pada tenggorokan biasanya disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes (group A streptococcus), yang dikenal sebagai penyebab “strep throat”.
Gejala Umum yang Sama
Kedua jenis radang ini dapat menyebabkan tenggorokan sakit, sulit menelan, dan rasa tidak nyaman saat berbicara. Namun, karena gejalanya mirip, banyak orang tidak dapat membedakannya hanya berdasarkan rasa nyeri saja.
Ciri Khas Radang Tenggorokan Biasa
Radang tenggorokan karena virus biasanya disertai gejala lain seperti pilek, batuk, mata berair, dan suara serak. Gejalanya berkembang perlahan dan sering kali membaik dalam beberapa hari tanpa pengobatan khusus.
Tanda-Tanda Infeksi Bakteri
Sebaliknya, radang akibat bakteri biasanya lebih tiba-tiba dan parah. Gejalanya termasuk demam tinggi, amandel membengkak dengan bercak putih, tidak disertai batuk, dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher.
Tidak Semua Radang Butuh Antibiotik
Karena radang virus tidak disebabkan oleh bakteri, maka penggunaan antibiotik tidak diperlukan—bahkan bisa berbahaya. Antibiotik hanya diperlukan jika infeksi disebabkan oleh bakteri dan sudah dikonfirmasi oleh dokter.
Diagnosis Tepat Itu Penting
Untuk memastikan apakah radang disebabkan oleh virus atau bakteri, dokter bisa melakukan pemeriksaan fisik atau tes seperti rapid strep test atau kultur tenggorokan. Diagnosis yang akurat membantu mencegah penggunaan obat yang tidak perlu.
Bahaya Antibiotik Jika Salah Digunakan
Mengonsumsi antibiotik tanpa perlu dapat menyebabkan resistensi bakteri, gangguan pencernaan, atau reaksi alergi. Oleh karena itu, penting untuk tidak memaksakan diri minum antibiotik jika tidak diresepkan dokter.
Durasi Penyembuhan yang Berbeda
Radang tenggorokan karena virus biasanya sembuh dalam 3–7 hari dengan perawatan mandiri seperti istirahat, minum hangat, dan obat pereda nyeri. Sedangkan infeksi bakteri membutuhkan antibiotik dan umumnya membaik dalam 1–2 hari setelah pengobatan dimulai.
Risiko Komplikasi Lebih Tinggi pada Infeksi Bakteri
Jika tidak diobati, infeksi bakteri bisa berkembang menjadi komplikasi seperti demam rematik, abses di sekitar amandel, atau infeksi ginjal. Karena itu, sangat penting untuk tidak mengabaikannya.
Pencegahan untuk Keduanya
Kebersihan adalah kunci mencegah kedua jenis radang ini. Rajin mencuci tangan, tidak berbagi alat makan, dan menggunakan masker saat sakit dapat mengurangi risiko penularan virus maupun bakteri.
Faktor Risiko yang Meningkatkan Kemungkinan Infeksi
Anak-anak, orang yang sering berada di tempat umum, dan individu dengan sistem imun lemah lebih rentan terhadap infeksi tenggorokan, baik yang disebabkan virus maupun bakteri.
Mengapa Tes Tenggorokan Disarankan?
Karena gejala yang mirip, dokter kadang tidak cukup hanya dengan melihat. Tes laboratorium seperti tes usap tenggorokan membantu memastikan penyebab dan mencegah pengobatan yang keliru.
Konsultasi Medis Jika Gejala Berat
Jika nyeri tenggorokan disertai demam tinggi, sulit menelan, atau nyeri telinga, sebaiknya segera konsultasi ke dokter. Gejala berat lebih sering mengarah ke infeksi bakteri yang butuh penanganan cepat.
Kesimpulan: Kenali dan Tindakan yang Tepat
Memahami perbedaan antara radang tenggorokan biasa dan infeksi bakteri sangat penting untuk menentukan pengobatan yang sesuai. Jangan anggap sepele, dan jangan pula buru-buru minum antibiotik tanpa anjuran medis.