Berikut adalah daftar 100 Kandungan Obat Populer di Dunia Medis: Dari Paracetamol hingga Metformin lengkap dengan penjelasan singkatnya. Kandungan obat (zat aktif) ini sering digunakan dalam terapi berbagai penyakit, mulai dari keluhan ringan seperti demam dan nyeri, hingga kondisi kronis seperti diabetes dan hipertensi. Memahami setiap kandungan dan manfaatnya membantu pasien dan tenaga medis dalam memilih pengobatan yang tepat dan aman.
1. Paracetamol
Analgesik dan antipiretik yang digunakan untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang serta menurunkan demam.
2. Ibuprofen
Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang digunakan untuk nyeri, peradangan, dan demam.
3. Amoxicillin
Antibiotik penisilin yang efektif untuk infeksi bakteri seperti radang tenggorokan, infeksi telinga, dan saluran kemih.
4. Metformin
Digunakan sebagai terapi lini pertama pada diabetes tipe 2, menurunkan produksi glukosa hati.
5. Amlodipine
Obat antihipertensi golongan calcium channel blocker yang mengendurkan pembuluh darah.
6. Lisinopril
ACE inhibitor untuk mengontrol tekanan darah tinggi dan melindungi fungsi jantung dan ginjal.
7. Omeprazole
Proton pump inhibitor (PPI) yang menurunkan produksi asam lambung, digunakan untuk GERD dan tukak lambung.
8. Simvastatin
Statin yang menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL).
9. Cetirizine
Antihistamin untuk mengurangi gejala alergi seperti gatal, bersin, dan hidung meler.
10. Salbutamol
Bronkodilator yang digunakan untuk melegakan saluran napas pada asma dan PPOK.
11. Hydrochlorothiazide
Diuretik yang membantu mengeluarkan garam dan air untuk menurunkan tekanan darah.
12. Clopidogrel
Antiplatelet untuk mencegah penggumpalan darah setelah serangan jantung atau stroke.
13. Aspirin
Analgesik ringan dan antiplatelet untuk nyeri, peradangan, dan pencegahan kardiovaskular.
14. Atorvastatin
Obat penurun kolesterol yang lebih poten dibanding simvastatin.
15. Prednisone
Kortikosteroid untuk mengurangi inflamasi dan respons imun.
16. Diazepam
Benzodiazepine untuk kecemasan, kejang, atau insomnia.
17. Furosemide
Diuretik loop yang digunakan untuk edema dan gagal jantung.
18. Ranitidine
Obat H2 blocker untuk mengurangi produksi asam lambung (sudah jarang dipakai karena isu keamanan).
19. Losartan
Angiotensin receptor blocker (ARB) untuk mengontrol hipertensi dan melindungi ginjal.
20. Tramadol
Analgesik opioid ringan yang digunakan untuk nyeri sedang hingga berat.
21. Azithromycin
Antibiotik makrolida spektrum luas yang digunakan untuk infeksi saluran pernapasan dan kulit.
22. Levothyroxine
Pengganti hormon tiroid untuk penderita hipotiroidisme.
23. Metoprolol
Beta blocker yang digunakan untuk hipertensi, aritmia, dan gagal jantung.
24. Insulin glargine
Insulin kerja panjang untuk mengontrol kadar gula darah pada diabetes.
25. Warfarin
Antikoagulan yang digunakan untuk mencegah dan mengobati pembekuan darah.
26. Gabapentin
Obat untuk nyeri saraf dan sebagai tambahan pada terapi epilepsi.
27. Fluoxetine
Antidepresan golongan SSRI untuk gangguan depresi dan kecemasan.
28. Naproxen
NSAID untuk nyeri inflamasi seperti radang sendi dan dismenore.
29. Alprazolam
Benzodiazepine untuk mengobati gangguan kecemasan dan panik.
30. Spironolactone
Diuretik hemat kalium untuk hipertensi dan kondisi hormon seperti hirsutisme.
31. Doxycycline
Antibiotik tetrasiklin yang digunakan untuk berbagai infeksi, termasuk jerawat, malaria, dan infeksi saluran pernapasan.
32. Ciprofloxacin
Antibiotik fluoroquinolone untuk infeksi saluran kemih, gastrointestinal, dan pernapasan.
33. Pantoprazole
PPI yang mengurangi asam lambung, digunakan untuk GERD dan tukak lambung.
34. Allopurinol
Obat yang mengurangi kadar asam urat dalam darah, digunakan pada gout.
35. Digoxin
Obat jantung untuk meningkatkan kontraksi otot jantung dan mengontrol irama jantung.
36. Esomeprazole
PPI generasi terbaru untuk mengatasi refluks asam dan gangguan lambung.
37. Insulin aspart
Insulin kerja cepat yang digunakan sebelum makan untuk mengontrol lonjakan gula darah.
38. Tamsulosin
Obat untuk melemaskan otot prostat dan kandung kemih, digunakan pada pembesaran prostat.
39. Lamotrigine
Antiepilepsi yang juga digunakan untuk gangguan bipolar.
40. Sertraline
SSRI untuk pengobatan depresi, OCD, dan gangguan kecemasan.
41. Valsartan
ARB yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan mengobati gagal jantung.
42. Montelukast
Obat anti-leukotrien yang digunakan untuk asma dan alergi.
43. Ketorolac
NSAID kuat untuk nyeri pascaoperasi jangka pendek.
44. Clindamycin
Antibiotik untuk infeksi anaerob dan jerawat berat.
45. Bisoprolol
Beta blocker untuk mengontrol tekanan darah dan mengurangi risiko gagal jantung.
46. Citalopram
SSRI untuk gangguan depresi mayor dan kecemasan.
47. Budesonide
Kortikosteroid inhalasi untuk asma dan radang usus.
48. Levofloxacin
Antibiotik fluoroquinolone spektrum luas untuk infeksi berat.
49. Mirtazapine
Antidepresan yang juga meningkatkan nafsu makan dan membantu tidur.
50. Olanzapine
Antipsikotik atipikal untuk skizofrenia dan gangguan bipolar.
51. Quetiapine
Antipsikotik atipikal untuk skizofrenia, bipolar, dan insomnia berat.
52. Topiramate
Antikonvulsan yang juga digunakan untuk migrain dan kontrol berat badan.
53. Enalapril
ACE inhibitor untuk hipertensi dan gagal jantung.
54. Hydralazine
Vasodilator untuk mengontrol tekanan darah tinggi.
55. Nitroglycerin
Vasodilator untuk mengatasi angina (nyeri dada) akibat penyakit jantung.
56. Methotrexate
Imunosupresan untuk kanker, rheumatoid arthritis, dan psoriasis.
57. Lorazepam
Benzodiazepine untuk kecemasan akut, insomnia, dan kejang.
58. Risperidone
Antipsikotik atipikal untuk gangguan mood dan psikotik.
59. Pregabalin
Obat untuk nyeri saraf, epilepsi, dan gangguan kecemasan umum.
60. Haloperidol
Antipsikotik tipikal untuk skizofrenia, delirium, dan agitasi.
61. Linezolid
Antibiotik kuat untuk infeksi serius akibat bakteri resisten seperti MRSA.
62. Colchicine
Obat untuk mengatasi serangan akut gout dan mencegah kekambuhan.
63. Nitrofurantoin
Antibiotik untuk infeksi saluran kemih ringan hingga sedang.
64. Terbinafine
Antijamur oral/topikal yang digunakan untuk infeksi jamur kulit dan kuku.
65. Mebendazole
Antiparasit untuk mengobati infeksi cacing seperti cacing kremi dan tambang.
66. Albendazole
Antiparasit spektrum luas untuk berbagai infeksi cacing usus.
67. Hydroxychloroquine
Obat antimalaria dan antiinflamasi untuk lupus dan rheumatoid arthritis.
68. Chlorpheniramine
Antihistamin generasi pertama untuk alergi ringan dan pilek.
69. Fexofenadine
Antihistamin generasi kedua tanpa efek kantuk yang signifikan.
70. Desloratadine
Antihistamin non-sedatif untuk mengatasi gejala alergi kronis.
71. Rifampicin
Antibiotik utama untuk pengobatan tuberkulosis.
72. Isoniazid
Obat antituberkulosis yang bekerja sebagai bakterisidal terhadap Mycobacterium tuberculosis.
73. Pyrazinamide
Komponen terapi TB lini pertama yang mempercepat penyembuhan.
74. Ethambutol
Antibiotik untuk TB yang bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri.
75. Neomycin
Antibiotik topikal untuk infeksi kulit ringan hingga sedang.
76. Tacrolimus
Imunosupresan yang digunakan pasca transplantasi organ dan dermatitis atopik.
77. Ciclosporin
Imunosupresan penting untuk pencegahan penolakan transplantasi dan penyakit autoimun.
78. Valacyclovir
Antivirus untuk mengobati herpes zoster, herpes simpleks, dan varisela.
79. Acyclovir
Antivirus klasik untuk infeksi herpes dan varisela.
80. Oseltamivir
Obat antivirus untuk influenza A dan B, memperpendek durasi sakit.
81. Zidovudine (AZT)
Antiretroviral untuk terapi HIV, termasuk pencegahan transmisi ibu-ke-bayi.
82. Efavirenz
Antiretroviral non-nukleosida untuk terapi HIV kombinasi.
83. Lopinavir/Ritonavir
Terapi kombinasi HIV yang memperkuat aktivitas antivirus.
84. Tenofovir
Antiretroviral yang juga digunakan untuk mengobati hepatitis B kronis.
85. Lamivudine
Obat antivirus yang digunakan dalam kombinasi dengan terapi HIV atau hepatitis B.
86. Interferon alfa
Obat imunomodulator untuk hepatitis B/C dan kanker tertentu.
87. Baclofen
Relaksan otot untuk spastisitas akibat multiple sclerosis atau cedera tulang belakang.
88. Carbamazepine
Antiepilepsi juga digunakan untuk neuralgia trigeminal dan gangguan bipolar.
89. Phenytoin
Obat kejang klasik yang bekerja menstabilkan neuron.
90. Valproic acid
Antiepilepsi spektrum luas juga bermanfaat dalam gangguan bipolar dan migrain.
91. Donepezil
Penghambat asetilkolinesterase untuk gejala Alzheimer ringan hingga sedang.
92. Memantine
Obat antagonis NMDA untuk Alzheimer stadium sedang hingga berat.
93. Selegiline
Inhibitor MAO-B untuk mengelola gejala penyakit Parkinson.
94. Levodopa/Carbidopa
Kombinasi utama dalam terapi Parkinson, meningkatkan dopamin di otak.
95. Finasteride
Penghambat 5-alpha-reduktase untuk pembesaran prostat dan kebotakan.
96. Tadalafil
Obat untuk disfungsi ereksi dan hipertensi pulmonal.
97. Sildenafil
Obat populer untuk disfungsi ereksi yang bekerja sebagai vasodilator.
98. Orlistat
Obat anti-obesitas yang mencegah penyerapan lemak dari makanan.
99. Levocetirizine
Antihistamin generasi kedua yang lebih aktif dan minim kantuk.
100. Zolpidem
Hipnotik non-benzodiazepine untuk insomnia jangka pendek.