Tes fibrinogen merupakan salah satu pemeriksaan laboratorium penting untuk menilai kemampuan pembekuan darah seseorang. Pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi kelainan sistem hemostasis, yaitu proses tubuh menghentikan perdarahan. Dalam kondisi tertentu, tes ini dapat membantu dokter mengambil keputusan yang menyelamatkan nyawa.
Apa Itu Fibrinogen?
Fibrinogen adalah protein yang diproduksi oleh hati dan berperan besar dalam pembekuan darah. Ketika terjadi cedera, fibrinogen akan diubah oleh trombin menjadi fibrin, yaitu benang-benang halus yang membantu menutup luka. Kekurangan atau kelebihan fibrinogen dapat menyebabkan gangguan perdarahan atau pembekuan abnormal.
Tes Fibrinogen sebagai Pemeriksaan Rutin atau Khusus
Tes ini bisa dilakukan secara rutin sebagai bagian dari evaluasi koagulasi darah, atau secara khusus bila terdapat indikasi klinis tertentu. Pemeriksaan ini dilakukan pada plasma darah pasien, biasanya menggunakan metode Clauss atau dengan alat otomatis seperti Fibrinogen Analyzer.
Indikasi pada Perdarahan Tak Wajar
Tes fibrinogen dibutuhkan jika pasien mengalami perdarahan tak wajar, misalnya gusi berdarah, memar tanpa sebab, mimisan berulang, atau menstruasi berlebihan. Dalam kondisi ini, kadar fibrinogen diperiksa untuk memastikan apakah sistem koagulasi bekerja normal.
Diperlukan Sebelum Operasi Besar
Pemeriksaan ini penting sebagai bagian dari evaluasi praoperasi, terutama pada operasi besar seperti jantung, ortopedi, atau bedah perut. Tes ini memastikan pasien memiliki kemampuan pembekuan yang memadai untuk mencegah perdarahan saat dan setelah operasi.
Deteksi Dini DIC (Disseminated Intravascular Coagulation)
Pada pasien dengan syok sepsis, trauma berat, atau komplikasi kehamilan, risiko DIC sangat tinggi. DIC menyebabkan pembekuan menyebar di seluruh tubuh dan menghabiskan fibrinogen. Tes ini membantu mengenali kondisi tersebut lebih cepat untuk penanganan segera.
Evaluasi Gangguan Hati
Karena fibrinogen diproduksi oleh hati, maka penurunan kadar fibrinogen dapat menjadi tanda gangguan fungsi hati, seperti sirosis atau hepatitis berat. Tes ini sering dimasukkan dalam panel pemeriksaan fungsi hati lanjutan.
Pemeriksaan pada Pasien dengan Risiko Trombosis
Menariknya, bukan hanya kekurangan fibrinogen yang berbahaya, kelebihan kadar fibrinogen juga bisa menjadi indikator risiko trombosis atau pembentukan bekuan darah abnormal. Ini penting pada pasien dengan penyakit jantung, stroke, atau sindrom metabolik.
Pemantauan Terapi Pengganti Fibrinogen
Pasien yang menerima kriopresipitat atau konsentrat fibrinogen karena trauma atau kelainan bawaan perlu dipantau efektivitas terapinya. Tes fibrinogen membantu memastikan terapi berjalan optimal dan aman.
Evaluasi Penyakit Autoimun dan Inflamasi Kronis
Kadar fibrinogen bisa meningkat pada kondisi peradangan kronis seperti lupus, rheumatoid arthritis, dan penyakit autoimun lainnya. Tes ini menjadi bagian dari penilaian inflamasi sistemik yang berlangsung lama.
Diagnosa pada Komplikasi Kehamilan
Tes fibrinogen sangat berguna pada wanita hamil dengan risiko komplikasi seperti abrupsio plasenta atau preeklamsia. Kadar fibrinogen dapat menurun drastis dan menunjukkan adanya gangguan koagulasi yang mengancam keselamatan ibu dan janin.
Pemeriksaan Bayi Baru Lahir dengan Risiko Gangguan Pembekuan
Pada bayi baru lahir dengan tanda perdarahan seperti hematoma atau perdarahan dari tali pusat, tes fibrinogen menjadi salah satu evaluasi awal untuk mengetahui adanya kelainan pembekuan darah yang bersifat bawaan.
Pemeriksaan Pasien Kanker atau Pasca Kemoterapi
Pasien dengan kanker, terutama leukemia atau kanker stadium lanjut, bisa mengalami gangguan koagulasi. Pemeriksaan fibrinogen membantu menilai apakah terjadi konsumsi koagulan yang berlebihan atau risiko DIC.
Digunakan dalam Pemeriksaan Laboratorium Darurat
Di ruang gawat darurat atau ICU, tes ini membantu menentukan prioritas penanganan pasien trauma, luka tembak, atau perdarahan hebat. Waktu hasil yang cepat sangat penting untuk menentukan tindakan lanjutan.
Kesimpulan: Pemeriksaan Penting dan Menyeluruh
Tes fibrinogen adalah pemeriksaan yang sangat bernilai dalam berbagai situasi medis, dari kasus ringan hingga kondisi yang mengancam jiwa. Dengan memahami indikasi dan manfaatnya, tenaga kesehatan dapat mengoptimalkan penggunaannya untuk diagnosis, pengobatan, dan pencegahan komplikasi lebih lanjut.
