PT Analyzer adalah alat penting dalam mengukur Prothrombin Time (PT) dan INR, terutama untuk memantau terapi antikoagulan.

Kesalahan Umum dalam Penggunaan PT Analyzer dan Solusinya

PT Analyzer adalah alat penting dalam mengukur Prothrombin Time (PT) dan INR, terutama untuk memantau terapi antikoagulan. Namun, kesalahan dalam penggunaannya dapat berdampak serius, seperti salah diagnosis atau pengobatan yang tidak tepat. Karena itu, pemahaman terhadap potensi kesalahan sangat penting.

Salah Penanganan Sampel Darah

Salah satu kesalahan paling umum adalah penanganan sampel yang tidak benar, seperti pengambilan darah menggunakan jarum terlalu kecil, menyebabkan hemolisis. Hemolisis dapat memengaruhi hasil PT dan membuatnya tidak valid. Solusinya: gunakan jarum ukuran yang sesuai dan hindari penyedotan darah terlalu cepat.

Rasio Antikoagulan yang Tidak Tepat

Jika volume darah dalam tabung tidak sesuai dengan jumlah sodium sitrat (3,2%), maka rasio antikoagulan tidak seimbang, yang dapat memengaruhi hasil. Solusinya: pastikan volume darah mencapai tanda pada tabung koleksi (biasanya 9 bagian darah:1 bagian sitrat).

Kesalahan dalam Pipetasi

Pada PT Analyzer manual atau semi-otomatis, pipetasi yang tidak tepat—baik terlalu banyak atau terlalu sedikit reagen—dapat mengubah hasil. Solusinya: gunakan pipet otomatis yang dikalibrasi dan lakukan pelatihan ulang teknisi secara berkala.

Kalibrasi Alat yang Tidak Rutin

PT Analyzer perlu dikalibrasi secara berkala agar hasilnya tetap akurat. Kalibrasi yang jarang atau tidak sesuai standar menyebabkan penyimpangan hasil. Solusinya: ikuti jadwal kalibrasi dan gunakan bahan kalibrasi yang disarankan oleh produsen.

Tidak Melakukan Kontrol Kualitas

Banyak laboratorium tidak menjalankan kontrol kualitas harian dengan benar. Ini berisiko menghasilkan data yang tidak andal. Solusinya: lakukan kontrol kualitas dengan level rendah, sedang, dan tinggi setiap hari kerja sebelum menjalankan sampel pasien.

Pemilihan Reagen yang Tidak Sesuai

Mengganti reagen dari merek berbeda tanpa memperhatikan ISI (International Sensitivity Index) bisa menyebabkan kesalahan konversi INR. Solusinya: pastikan penggunaan reagen dengan ISI sesuai, dan lakukan validasi ulang setiap kali ganti reagen.

Tidak Memperhatikan Waktu Pemeriksaan

PT harus dianalisis dalam waktu maksimal 2 jam setelah pengambilan darah. Terlalu lama menyimpan sampel bisa menyebabkan hasil tidak valid. Solusinya: prioritaskan pemeriksaan PT segera setelah sampel tiba di laboratorium.

Kesalahan dalam Interpretasi Hasil INR

Tenaga medis kadang salah mengartikan hasil INR jika tidak memahami konteks klinis pasien. Solusinya: sediakan panduan interpretasi hasil dan saran klinis singkat pada laporan laboratorium, serta lakukan pelatihan lintas profesi.

Tidak Membersihkan Alat dengan Benar

Residu reagen atau plasma yang tersisa bisa menyebabkan hasil berikutnya terkontaminasi. Solusinya: bersihkan alat secara menyeluruh sesuai panduan pabrikan setelah setiap penggunaan, terutama pada PT Analyzer semi-otomatis.

Salah Menyimpan Reagen

Reagen yang disimpan di suhu yang tidak sesuai dapat menurun stabilitasnya. Solusinya: simpan reagen di suhu 2–8°C (kulkas laboratorium), jauh dari sinar matahari langsung, dan periksa tanggal kedaluwarsa secara rutin.

Tidak Mencatat atau Melaporkan Masalah Alat

Masalah alat sering kali tidak dicatat sehingga tidak segera diperbaiki. Solusinya: buat logbook pemakaian alat dan laporan harian untuk mencatat error, hasil kontrol yang abnormal, dan tindakan perbaikan.

Penggunaan Software Analyzer yang Tidak Diperbarui

Beberapa PT Analyzer otomatis bergantung pada sistem perangkat lunak. Jika software tidak diperbarui, hasil pembacaan bisa tidak akurat. Solusinya: cek pembaruan firmware atau software secara berkala dan ikuti instruksi teknis dari distributor resmi.

Tidak Melatih Operator Secara Berkala

Operator baru sering kali langsung menggunakan alat tanpa pelatihan yang cukup, menyebabkan kesalahan prosedur. Solusinya: adakan pelatihan rutin setiap 6 bulan dan uji kompetensi teknisi laboratorium dalam menggunakan PT Analyzer.

Tidak Menyesuaikan untuk Kondisi Pasien Khusus

Pasien dengan hematokrit ekstrem memerlukan penyesuaian volume sitrat, namun ini sering diabaikan. Solusinya: identifikasi pasien dengan hematokrit di atas 55% dan gunakan rumus penyesuaian sitrat untuk pengambilan darah.

Kesimpulan: Ketelitian dan Prosedur Adalah Kunci

Kesalahan dalam penggunaan PT Analyzer umumnya bisa dicegah dengan prosedur operasional standar, pelatihan rutin, dan kesadaran terhadap detail. Dengan menjalankan sistem yang baik, hasil PT/INR akan lebih andal, akurat, dan mendukung keputusan klinis yang tepat.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *