Bilirubin adalah pigmen kuning yang terbentuk dari pemecahan sel darah merah. Pada bayi baru lahir, kadar bilirubin yang tinggi bisa menyebabkan penyakit kuning (jaundice). Untuk mengetahui kadar bilirubin, terdapat dua metode utama: transcutaneous bilirubinometer (TcB) dan serum bilirubin test (TSB). Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Transcutaneous Bilirubinometer: Cepat dan Non-Invasif
Transcutaneous bilirubinometer mengukur kadar bilirubin melalui kulit bayi menggunakan sensor cahaya. Alat ini tidak memerlukan pengambilan darah sehingga lebih nyaman dan cepat, cocok untuk skrining awal. Hasil bisa diperoleh dalam hitungan detik dan prosesnya sangat ramah untuk bayi.
Serum Bilirubin Test: Standar Emas dalam Pengukuran
Sebaliknya, metode serum bilirubin (TSB) membutuhkan sampel darah yang diambil dari vena atau tumit bayi. Sampel tersebut kemudian dianalisis di laboratorium. Meski lebih invasif, TSB dianggap sebagai gold standard karena memberikan hasil yang lebih akurat, terutama pada kadar bilirubin tinggi.
Perbandingan Akurasi Hasil
Dalam hal akurasi, TSB tetap unggul karena secara langsung mengukur kadar bilirubin dalam darah. TcB hanya memberikan estimasi berdasarkan pantulan cahaya, sehingga hasilnya bisa dipengaruhi oleh warna kulit, tebal tipis jaringan, dan pencahayaan sekitar.
Kapan TcB Lebih Disukai?
Transcutaneous bilirubinometer sangat efektif digunakan untuk skrining awal atau monitoring harian, terutama jika bayi tidak menunjukkan gejala jaundice yang berat. Alat ini menghindari pengambilan darah berulang, yang bisa membuat bayi stres dan menimbulkan risiko infeksi.
Kapan TSB Diperlukan?
Jika hasil TcB mendekati ambang batas tinggi atau bila bayi menunjukkan gejala klinis jaundice berat, maka TSB harus dilakukan untuk konfirmasi. Selain itu, TSB dibutuhkan ketika bayi dirawat dengan fototerapi, karena paparan cahaya bisa mengganggu akurasi TcB.
Efisiensi Waktu dan Biaya
Dari sisi efisiensi, TcB jelas lebih cepat dan hemat biaya karena tidak membutuhkan reagen atau alat laboratorium. TSB, meski lebih akurat, memerlukan tenaga laboratorium, waktu pengolahan, dan biaya tambahan. Oleh karena itu, kombinasi keduanya sering digunakan dalam praktik klinis.
Keamanan dan Kenyamanan Pasien
Dalam hal kenyamanan, TcB unggul karena tidak menimbulkan rasa sakit. Ini sangat penting untuk bayi prematur atau bayi dengan masalah kesehatan lain. TSB lebih menyakitkan dan bisa membuat bayi rewel setelah pengambilan darah, meski risikonya tetap tergolong rendah jika dilakukan oleh tenaga terlatih.
Penggunaan di Fasilitas Kesehatan Primer
Di puskesmas atau klinik kecil tanpa fasilitas laboratorium lengkap, TcB menjadi alat utama untuk skrining penyakit kuning. Namun, bila hasilnya meragukan atau bayi menunjukkan tanda-tanda bahaya, pasien harus dirujuk untuk menjalani pemeriksaan serum bilirubin.
Pengaruh Warna Kulit terhadap TcB
Beberapa studi menunjukkan bahwa warna kulit bisa memengaruhi akurasi TcB. Pada bayi dengan kulit gelap, hasil bisa sedikit berbeda karena pantulan cahaya terganggu. Namun, teknologi terbaru telah mengatasi sebagian besar keterbatasan ini dengan algoritma koreksi warna kulit.
Inovasi pada Teknologi TcB
Bilirubinometer modern kini dilengkapi sistem kalibrasi otomatis dan sensor lebih sensitif, yang membuat pembacaan semakin mendekati hasil TSB. Model-model terbaru bahkan kompatibel dengan sistem rekam medis elektronik untuk memudahkan pelacakan riwayat pasien.
Pertimbangan Klinis yang Menentukan Pilihan
Pemilihan metode sebaiknya disesuaikan dengan kondisi klinis bayi, sumber daya yang tersedia, dan protokol medis setempat. TcB ideal untuk pemeriksaan cepat dan pemantauan harian, sementara TSB penting sebagai penentu diagnosis akhir dan dasar pengambilan keputusan terapi.
Kombinasi Kedua Metode
Banyak rumah sakit besar menggunakan kombinasi TcB dan TSB. TcB digunakan sebagai alat skrining, dan jika hasilnya tinggi atau meragukan, TSB dilakukan sebagai konfirmasi. Pendekatan ini dianggap paling efisien, aman, dan akurat dalam praktik neonatologi.
Rekomendasi dari Organisasi Kesehatan
Organisasi seperti American Academy of Pediatrics (AAP) dan WHO mendukung penggunaan TcB untuk skrining jaundice, namun tetap menekankan pentingnya pemeriksaan serum dalam pengambilan keputusan klinis, terutama untuk bayi dengan risiko tinggi.
Kesimpulan: Mana yang Lebih Efektif?
Keduanya memiliki peran penting. Transcutaneous bilirubinometer efektif untuk deteksi awal dan pemantauan cepat, sementara serum bilirubin tetap menjadi alat ukur paling akurat untuk konfirmasi diagnosis dan evaluasi terapi. Memahami perbedaan keduanya membantu tenaga medis mengambil langkah yang tepat dan efisien dalam merawat bayi baru lahir.